Murianews, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespon kritik Capres nomor urut 1 Anies Baswedan yang membandingkan gaji TNI-Polri di era Presiden SBY dengan di masa pemerintahannya.
Diketahui, Anies memberikan kritik itu saat merespon pertanyaan dari Ganjar Pranowo mengenai kebijakan anggaran pertahanan di era Jokowi.
Anies menyebut pertahanan naik drastis tapi tunjangan anggota militer kurang diperhatikan, termasuk tunjangan kinerja (Tukin).
”Kesejahteraan tidak dipikirkan serius. Tukin hanya 80 persen. Lihat Kemenkeu, lihat KemenPUPR, menterinya mengusahakan peningkatan tukin,” kata Anies.
Anies juga menyebut kenaikan gaji pokok ASN termasuk TNI-Polri hanya naik sebanyak tiga kali sepanjang kepemimpinan Presiden Jokowi. Kenaikannya pun tak lebih dari 10 persen, yakni sebesar 5-6 persen. Sementara di era SBY, kenaikan gaji ASN sempat naik hingga 20 persen pada 2008.
Jokowi pun merespon kritik Anies itu. Dalam konfrensi pers usai meresmikan Jalan Tol Pamulang-Cinere-Raya Bogor di Gerbang Tol Limo Utama, Kota Depok, Jawa Barat, Jokowi mengatakan kenaikan gaji ASN telah diteken.
”Secepatnya, secepatnya akan keluar saya harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan daya beli dan juga berimbas pada perekonomian,” kata Jokowi seperti dikutip Murianews.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/1/2024).
Jokowi menjelaskan, keputusan menaikkan gaji ASN dan TNI-Polri dilakukan dengan pertimbangan matang. Ada faktor eksternal yang menjadi pertimbangan dalam mengambilan kebijakan.
”Situasi fiskal kita situasi ekonomi kita kan beda-beda. Kalau fiscal kita dalam posisi tertekan dengan eksternal seperti Covid, perang dagang, kemudian geopolitik yang tidak memungkinkan ya, tidak mungkin kita lakukan semua dengan pertimbangan dan kalkulasi yang matang,” kata Jokowi.



