Rabu, 19 November 2025

Menurut riset, penyediaan benih itu hanya cocok untuk lidah masyarakat Jawa, di mana orang Jawa memang suka nasi yang pulen.

Berbeda dengan orang luar Jawa yang suka nasi pera. Masalahnya, pada tahun-tahun awal padi hibrida, bibit hibrida hanya menyediakan nasi pulen, bukan nasi pera.

”Dengan keragaman selera tersebut, jelas bahwa diperlukan berbagai macam benih padi, dan tidak ada satu jenis benih yang bisa memenuhi semua permintaan,” ungkap Indra Krishnamurti dan Muhammad Diheim Biru dari Center for Indonesian Policy Studies, seperti dikutip dari CNBC.

Meski begitu, semua lahan di Bali dan Lombok yang ditanam padi hibrida justru menuai hasil positif. Petani di sana, mengaku puas dengan padi hibrida.

Mereka pun mengaku mendapatkan keuntungan saat panen karena padi hibrida mampu membuat produksi panen melomjak dua kali lipat.

Sampai saat ini, pemerintah terus melakukan pembenahan untuk menggenjot padi hibrida. Hasilnya sudah berjalan baik dibanding ketika awal berlangsung.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler