Cegah Banjir Sumbar Terulang, BMKG Rekomendasikan TMC
Zulkifli Fahmi
Senin, 13 Mei 2024 19:56:00
Murianews, Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan untuk dilakukan teknologi modifikasi cuaca di wilayah Sumatra Barat.
Itu dilakukan guna mencegah bencana banjir lahar, banjir bandang dan longsor di wilayah tersebut kembali terjadi. Terlebih, bencana tersebut berpotensi terjadi hingga sepuluh hari ke depan, atau sampai Rabu, 22 Mei 2024.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, TMC dengan menabur zat NaCl atau garam ke langit menggunakan pesawat menjadi salah satu cara efektif untuk mengendalikan potensi cuaca ekstrem.
Dalam konferensi pers Bencana Hidrometeorologi Sumatra Barat secara daring, Minggu (12/5/2024) malam, Dwikorita mengatakan, berdasarkan analisa BMKG, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi pada 13 Mei 2024.
Kemudian, akan terjadi penurunan pada 14 Mei 2024. Namun, pada periode 15-17 Mei 2024, curah hujan diperkirakan akan kembali meningkat. Kondisi itu diperkirakan terjadi hingga Rabu, 22 Mei 2024.
”Artinya kewaspadaan terhadap terjadinya banjir lahar hujan, juga Galodo atau banjir bandang serta longsor ini masih akan berlanjut paling tidak hingga tanggal 17-22 Mei atau sepekan ke depan. Maka, masyarakat dihimbau untuk menghindar atau menjauhi lereng-lereng bukit atau gunung yang rawan longsor,” ujarnya.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk terus memonitor informasi BMKG, dengan memantau prakiraan cuaca dan peringatan dini yang selalu dikeluarkan resmi BMKG setiap hari beberapa kali.
Diketahui, BPBD Sumbar merilis, peristiwa itu menyebakan 41 orang tewas. Rinciannya, 19 orang di Kabupaten Agam, 15 orang di Kabupaten Tanah Datar, dan 7 orang di Kota Padangpanjang.
Terkait lahar gunung, Dwikorita menjelaskan, material itu berasal dari material erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu yang masih mengendap di lereng bagian atas gunung.
Material itu, kemudian hanyut terbawa air hujan ke arah hilir, hingga menerjang tiga kabupaten yang berada di sekitarnya.
Murianews, Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan untuk dilakukan teknologi modifikasi cuaca di wilayah Sumatra Barat.
Itu dilakukan guna mencegah bencana banjir lahar, banjir bandang dan longsor di wilayah tersebut kembali terjadi. Terlebih, bencana tersebut berpotensi terjadi hingga sepuluh hari ke depan, atau sampai Rabu, 22 Mei 2024.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, TMC dengan menabur zat NaCl atau garam ke langit menggunakan pesawat menjadi salah satu cara efektif untuk mengendalikan potensi cuaca ekstrem.
Dalam konferensi pers Bencana Hidrometeorologi Sumatra Barat secara daring, Minggu (12/5/2024) malam, Dwikorita mengatakan, berdasarkan analisa BMKG, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi pada 13 Mei 2024.
Kemudian, akan terjadi penurunan pada 14 Mei 2024. Namun, pada periode 15-17 Mei 2024, curah hujan diperkirakan akan kembali meningkat. Kondisi itu diperkirakan terjadi hingga Rabu, 22 Mei 2024.
”Artinya kewaspadaan terhadap terjadinya banjir lahar hujan, juga Galodo atau banjir bandang serta longsor ini masih akan berlanjut paling tidak hingga tanggal 17-22 Mei atau sepekan ke depan. Maka, masyarakat dihimbau untuk menghindar atau menjauhi lereng-lereng bukit atau gunung yang rawan longsor,” ujarnya.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk terus memonitor informasi BMKG, dengan memantau prakiraan cuaca dan peringatan dini yang selalu dikeluarkan resmi BMKG setiap hari beberapa kali.
Diketahui, BPBD Sumbar merilis, peristiwa itu menyebakan 41 orang tewas. Rinciannya, 19 orang di Kabupaten Agam, 15 orang di Kabupaten Tanah Datar, dan 7 orang di Kota Padangpanjang.
Terkait lahar gunung, Dwikorita menjelaskan, material itu berasal dari material erupsi Gunung Marapi beberapa waktu lalu yang masih mengendap di lereng bagian atas gunung.
Material itu, kemudian hanyut terbawa air hujan ke arah hilir, hingga menerjang tiga kabupaten yang berada di sekitarnya.