’’Tentunya manusia wajar ingin (produk yang dijual) laris. Laris tapi berkah. Saya ingin punya usaha sendiri, salah satunya ini biar hidupnya enggak nebeng terus,’’ katanya.
Irjen Marthinus Hukom yang hadir di peluncuran Ramu Kopi, tampak akrab Umar Patek. Keduanya tak hanya bersalaman, namun juga berpelukan dan menebar senyuman.
Diketahui, Marthinus merupakan salah satu perwirat tinggil polisi yang terlibat dalam operasi besar melawan kelompok teroris di Indonesia. Termasuk saat menangkap para pelaku Bom Bali I.
Di kesempatan itu, Marthinus memuji Patek sebagai sosok yang hebat. Ia pun mengenang upaya pengejaran Umar Patek bertahun-tahun lalu.
Saat itu, Marthinus yang memimpin pengejaran Umar Patek berkali-kali mengepungnya. Bahkan, Umar Patek berkali-kali dinyatakan mati pemerintah Filipina.
’’Tapi hari ini beliau ada di sini,’’ kata Marthinus.
Bahkan, Marthinus menyebut Umar Patek sangat ditakuti keamanan di Filipina dan Amerika Serikat. Padahal, tubuhnya kecil.
Murianews, Jakarta – Mantan Teroris Umar Patek kini membuka bisnis kopi. Ia pun telah melakukan soft launcing coffee shop bernama Ramu Kopi itu di Surabaya, Rabu (16/10/2024).
Menariknya, acara itu dihadiri mantan Kepala Densus 88 Antiteror Polri Irjen Marthinus Hukom yang kini menjadi menjabat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Marthinus Hukom dulu memburu Umar Patek yang terlibat Bom Bali.
’’Pertama, Ramu ini kalau dibalik jadi ’Umar’. Kedua, Umar dulu meramu bom, sekarang meramu kopi,’’ kata Patek saat soft launching Ramu Kopi seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (16/10).
Umar Patek menceritakan bisnis kopi yang dijalaninya berawal dari pertemuannya dengan seorang dokter cum pengusaha di Surabaya, drg David Andreasmito.
Pertemuan itu terjadi, dua bulan setelah dia bebas dari Lapas Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sejak itu, keduanya pun akrab dan saling berkomunikasi hampir dua tahun.
’’Dia (drg David) baca berita terus cari informasi tentang saya di mana. Sampai akhirnya ketemu dan saya dipertemukan,’’ ucapnya.
Kini Patek pun berharap bisa hidup lebih baik. Ia ingin produk kopinya bisa diterima masyarakat dan laku di pasaran.
Nantinya, Ramu Kopi akan didistribusikan ke warung-warung kopi, toko, tempat wisata, hingga berbagai daerah di Indonesia.
’’Tentunya manusia wajar ingin (produk yang dijual) laris. Laris tapi berkah. Saya ingin punya usaha sendiri, salah satunya ini biar hidupnya enggak nebeng terus,’’ katanya.
Irjen Marthinus Hukom yang hadir di peluncuran Ramu Kopi, tampak akrab Umar Patek. Keduanya tak hanya bersalaman, namun juga berpelukan dan menebar senyuman.
Diketahui, Marthinus merupakan salah satu perwirat tinggil polisi yang terlibat dalam operasi besar melawan kelompok teroris di Indonesia. Termasuk saat menangkap para pelaku Bom Bali I.
’’Pak Marthinus, dulu Densus 88 yang mengejar saya, dia dulu Kepala Densus. Tapi sekarang dia sudah baik dengan saya,’’ kata Patek.
Di kesempatan itu, Marthinus memuji Patek sebagai sosok yang hebat. Ia pun mengenang upaya pengejaran Umar Patek bertahun-tahun lalu.
Saat itu, Marthinus yang memimpin pengejaran Umar Patek berkali-kali mengepungnya. Bahkan, Umar Patek berkali-kali dinyatakan mati pemerintah Filipina.
’’Tapi hari ini beliau ada di sini,’’ kata Marthinus.
Bahkan, Marthinus menyebut Umar Patek sangat ditakuti keamanan di Filipina dan Amerika Serikat. Padahal, tubuhnya kecil.
Bahkan, Amerika Serikat pernah menawarkan hadiah hingga 1 juta US Dollar bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi soal keberadaannya ataupun menangkapnya.
’’Jadi bayangkan ini seorang Umar Patek yang terlihat kecil tapi ditakuti oleh orang-orang Filipina dan Amerika bahkan dikasih bandrol 1 juta dolar (Amerika),’’ ujarnya.
Untuk diketahui, Umar Patek berperan besar dalam aksi terorisme, termasuk Bom Bali 2002 yang menewaskan lebih dari 202 orang. Ia dikenal sebagai salah satu militan kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
Aksi terorisnya menjadikannya sebagai sosok paling dicari di Asia Tenggara. Pada 2011, Umar Patek akhirnya ditangkap di Pakistan setelah bertahun-tahun jadi buronan.
Umar Patek kemudian divonis 20 tahun penjara pada 2012 oleh pengadilan. Namun, pada Agustus 2022, dia menerima pengurangan hukuman atau remisi untuk bebas bersyarat.
Keputusan pun pembebasan ini menuai kontroversi. Terutama datang dari keluarga korban Bom Bali.
Ia kemudian menyatakan ikrar setiapada NKRI usai resmi dibebaskan pada Desember 2022. Selama menjalani sekitar 10 tahun hukuman, ia turut berpartisipasi dalam program deradikalisasi.
Kini, pemilik nama asli Hisyam bin Alizein pun kembali ke tengah masyarakat. Saat ini dia tinggal bersama istrinya Ruqayyah Husein di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo.