Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBN dan APBD 2025 tak menghambat kinerja komisi antirasuah dalam pemberantasan korupsi.
”Tidak ada (pengaruh efisiensi anggaran terhadap pemberantasan korupsi), tidak terpengaruh,” kata Setyo dikutip dari Antara, Selasa (11/2/2025).
Penghematan akan dilakukan KPK pada sektor selain operasional dan tak akan mengurangi intensitas operasi pemberantasan korupsi.
”Artinya itu juga menunjukkan sebuah komitmen pemerintah pada KPK untuk tidak melakukan pemotongan di sektor operasional. Jadi kami tetap bisa melakukan aktivitas sesuai rencana yang sudah dibuat untuk 2025,” tuturnya.
”Yang operasional kami tidak (kurangi anggaran) tapi untuk perjalanan dinas, iya. Ada beberapa yang dikurangi,” kata Setyo.
Murianews, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan efisiensi anggaran tak pengaruhi pemberantasan korupsi.
Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBN dan APBD 2025 tak menghambat kinerja komisi antirasuah dalam pemberantasan korupsi.
”Tidak ada (pengaruh efisiensi anggaran terhadap pemberantasan korupsi), tidak terpengaruh,” kata Setyo dikutip dari Antara, Selasa (11/2/2025).
Penghematan akan dilakukan KPK pada sektor selain operasional dan tak akan mengurangi intensitas operasi pemberantasan korupsi.
”Artinya itu juga menunjukkan sebuah komitmen pemerintah pada KPK untuk tidak melakukan pemotongan di sektor operasional. Jadi kami tetap bisa melakukan aktivitas sesuai rencana yang sudah dibuat untuk 2025,” tuturnya.
Meski begitu, Setyo mengakui efisiensi anggaran tentu memengaruhi kegiatan KPK. Salah satu kegiatan yang menerapkan penghematan adalah perjalanan dinas.
”Yang operasional kami tidak (kurangi anggaran) tapi untuk perjalanan dinas, iya. Ada beberapa yang dikurangi,” kata Setyo.
Langkah Penghematan yang Dilakukan...
Langkah penghematan yang dilakukan KPK, salah satunya yakni memanfaatkan fasilitas kantor dengan semaksimal mungkin guna menggelar pelatihan serta aktifitas lainnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyebut ada raja kecil yang tak setuju dengan efisiensi anggaran. Bahkan, si raja kecil itu disebutnya merasa kebal hukum menghadapi kebijakannya.
Pernyataan itu disampaikan saat memberikan sambutan di pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2025).
Prabowo mengatakan dirinya tak masalah dengan pembangkangan tersebut, namun oknum itu harus berani berhadapan langsung dengan rakyat, terutama kalangan ibu-ibu yang disebutnya dengan emak-emak.
”Kau boleh melawan Prabowo, tetapi nanti kau lawan emak-emak itu semua itu. Bandel, ndablek!” kata Prabowo dalam siaran langsung di akun YouTube Sekretariat Presiden yang disaksikan dari Jakarta.