Diketahui, insiden itu menyebabkan empat orang pekerja meninggal dan sembilan lainnya mengalami luka-luka.
Kasatreskrim Polres Blora AKP Selamet mengatakan dalam beberapa pekan ke depan, pihaknya segera menetapkan tersangka atas insiden kecelakaan kerja itu.
Ia mengatakan, pihaknya menyebut telah mengantongi beberapa bukti untuk menetapkan tersangka dari insiden maut itu.
”Bukti sementara dari keterangan para saksi adalah masih terpaku terkait masalah kelalaian,” jelasnya.
Selamet mengatakan, diduga ada faktor kelalaian dari penanggung jawab proyek di lapangan sehingga menyebabkan jatuhnya korban meninggal di kecelakaan kerja itu.
Kelalaian itu, Selamet melanjutkan, yakni tidak adanya pengecekan maupun perawatan terkait penggunaan mesin lift crane tersebut.
Murianews, Blora – Polisi segera menetapkan tersangka dari insiden crane jatuh di proyek RS PKU Muhammadiyah Blora yang terjadi pada Sabtu (8/2/2025) lalu.
Diketahui, insiden itu menyebabkan empat orang pekerja meninggal dan sembilan lainnya mengalami luka-luka.
Kasatreskrim Polres Blora AKP Selamet mengatakan dalam beberapa pekan ke depan, pihaknya segera menetapkan tersangka atas insiden kecelakaan kerja itu.
”Dan nanti, dalam beberapa minggu ini, akan kami tetapkan sebagai tersangka, hasil dari gelar perkara nanti,” jelasnya, seperti dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (23/2/2025).
Ia mengatakan, pihaknya menyebut telah mengantongi beberapa bukti untuk menetapkan tersangka dari insiden maut itu.
”Bukti sementara dari keterangan para saksi adalah masih terpaku terkait masalah kelalaian,” jelasnya.
Selamet mengatakan, diduga ada faktor kelalaian dari penanggung jawab proyek di lapangan sehingga menyebabkan jatuhnya korban meninggal di kecelakaan kerja itu.
Kelalaian itu, Selamet melanjutkan, yakni tidak adanya pengecekan maupun perawatan terkait penggunaan mesin lift crane tersebut.
Penyebab Kecelakaan Kerja...
Dalam pemeriksaan, pihaknya bersama Tim Labfor Polda Jateng telah membongkar mesin lift crane yang menjadi penyebab kecelakaan kerja itu.
”Alat berupa mesin lift crane, sampai sekarang masih dalam pemeriksaan di labfor Polda Jawa Tengah, jadi kami masih mendalami itu,” katanya.
Diketahui, lift crane yang digunakan diketahui merupakan untuk pengangkutan barang, bukan diperuntukkan manusia.
”Semestinya, lift crane itu digunakan untuk memindahkan barang dari bawah, ke lantai dua, tiga, empat, dan lima. Tetapi, fakta yang ada di lapangan, lift crane itu dibuat untuk mengangkat manusia, jadi konstruksinya pun berbeda,” jelasnya.
Terkait insiden itu, polisi telah memeriksa 12 orang sebagai saksi. Mereka yakni pekerja, karyawan di lapangan, pengawas lapangan, termasuk penanggung jawab kegiatan pekerjaan tersebut.
Selamet juga menerangkan, pengerjaan proyek pengembangan gedung RS PKU Muhammadiyah Blora itu dilakukan pekerja swakelola.
”Kalau pekerjaan di RS PKU adalah pekerja swakelola,” terangnya.