Di kesempatan itu, Nasaruddin Umar menyampaikan permohonan maaf atas kendala dan permasalahan dalam rangkaian haji sejak pemberangkatan hingga puncak haji.
Ia mencatat, ada beberapa masalah selama pelayanana haji, mulau dari suami istri atau anak-orang tua atau lansia yang terpisah hotel dengan pendampingnya di Makkah.
Kemudian, ada juga kendala dalam penempatan tenda di Arafah dan keterlambatan penjemputan di Muzdalifah karena kemacetan.
”Kemacetan dan keterlambatan proses evakuasi di Muzdalifah ini tidak hanya dialami oleh jamaah haji Indonesia, tapi juga negara lainnya yang melintas pada jalur taraddudi yang sama,” ujar Menag.
Kendati demikian, ia bersama Menteri Haji dan Umrah serta Wakil Gubernur Makkah saat pertemuan di Mina, menilai penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik.
Kondisi itu karena adanya sejumlah perbaikan fasilitas infrastruktur, ketersediaan air, dan fasilitas kesehatan. Perbaikan itu membuat angka kematian juga lebih rendah.
Murianews, Kudus – Fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina telah selesai. Jadwal kepulangan jemaah haji Indonesia pun dimulai dalam waktu dekat ini.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan, kepulangan jemaah haji dimulai pada hari ini, Rabu (11/6/2025). Untuk jemaah haji gelombang pertama, jadwal kepulangan berlangsung pada periode 11-25 Juni 2025.
Sebanyak 266 kelompok terbang pada gelombang pertama nantinya dipulangkan ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
”Hari ini saya melepas keberangkatan jamaah Kloter 1 embarkasi Makassar atau UPG 01 dari hotel mereka di wilayah Syisah ke Madinah. Alhamdulillah jamaah dalam keadaan sehat dan senang bisa menyelesaikan seluruh tahapan rangkaian hajinya,” kata Menag.
Kemudian, jemaah haji Indonesia gelombang II mulai bergeser dari Makkah ke Madinah mulai 18 Juni 2025. Selama sekitar sembilan hari, mereka akan tinggal di sana sebelum nantinya kembali ke Tanah Air.
Sesuai jadwal, jemaah haji gelombang II akan dipulangkan melalui Bandara Madinah pada periode 26 Juni hingga 10 Juli 2025.
”Kepada seluruh jamaah, saya berpesan untuk terus menjaga kesehatan dan kemabruran. Air Zamzam akan diberikan di embarkasi,” kata dia.
Minta Maaf...
Di kesempatan itu, Nasaruddin Umar menyampaikan permohonan maaf atas kendala dan permasalahan dalam rangkaian haji sejak pemberangkatan hingga puncak haji.
Ia mencatat, ada beberapa masalah selama pelayanana haji, mulau dari suami istri atau anak-orang tua atau lansia yang terpisah hotel dengan pendampingnya di Makkah.
Kemudian, ada juga kendala dalam penempatan tenda di Arafah dan keterlambatan penjemputan di Muzdalifah karena kemacetan.
”Kemacetan dan keterlambatan proses evakuasi di Muzdalifah ini tidak hanya dialami oleh jamaah haji Indonesia, tapi juga negara lainnya yang melintas pada jalur taraddudi yang sama,” ujar Menag.
Kendati demikian, ia bersama Menteri Haji dan Umrah serta Wakil Gubernur Makkah saat pertemuan di Mina, menilai penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik.
Kondisi itu karena adanya sejumlah perbaikan fasilitas infrastruktur, ketersediaan air, dan fasilitas kesehatan. Perbaikan itu membuat angka kematian juga lebih rendah.
”Alhamdulillah, angka kematian sampai saat ini juga lebih rendah. Semoga kondisi ini akan terus berlangsung hingga seluruh jamaah haji kembali ke negara masing-masing,” kata dia.