Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Polusi udara di Jabodetabek terus memburuk dalam beberapa waktu terakhir. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Sadikin Gunadi mendorong masyarakat kembali memakai masker dengan tingkat kerekatan yang tinggi.

Pasalnya, ancaman penyakit pneumonia (infeksi paru), infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) semakin tinggi karena polusi udara.

”Kita lihat salah satu penyebab [penyakit gangguan pernapasan] yang paling dominan adalah polusi udara. Itu antara 24-34 persen dari tiga penyakit utama tadi: pneumonia, kemudian ISPA, dan asma,” ujar Budi dikutip Murianews.com dari Setkab pada Selasa (29/8/2023).

Lebih lanjut Menkes menyampaikan, untuk menurunkan risiko dan dampak kesehatan dari polusi udara, pihaknya akan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan bahaya polusi udara bagi kesehatan.

Termasuk di antaranya mendorong masyarakat untuk kembali menggunakan masker. Namun Menkes Budi menyarankan penggunaan masker yang memiliki spesifikasi tertentu yang memiliki kerekatan untuk menahan partikulat yakni jenis KF 94 atau KN 95.

”Maskernya mesti yang KF 94 atau KN 95 minimum, yang memiliki kerengketan untuk menahan particulate matters atau PM 2,5. Karena yang bahaya itu yang 2,5 dia masuk bisa masuk paru, dia masuk bisa masuk pembuluh darah paru karena saking kecilnya ya dia fine, jadi perlu masker yang kelasnya KF 94 atau KN 95 itu yang untuk pencegahannya,” ujarnya.

Kemenkes juga akan melakukan edukasi kepada dokter-dokter di puskesmas dan rumah sakit di Jabodetabek terkait langkah-langkah penanganan penyakit pernapasan akibat polusi udara.

Menkes pun berharap apabila masyarakat harus dirawat karena penyakit tersebut, masyarakat bisa mendapatkan penanganan dan diagnosis yang sama.

Sebelumnya Menkes mengatakan, beban BPJS Kesehatan akibat penyakit gangguan pernapasan pada tahun 2022 mencapai Rp 10 triliun. Dan pihaknya memprediksi trennya terjadi peningkatan di tahun 2023 ini.

”Ini beban BPJS-nya tahun lalu Rp10 triliun dan kalau melihat trennya di 2023 naik, terutama ISPA dan pneumonia, ini kemungkinan juga akan naik. Memang perlu kita sampaikan di sini, yang top 3-nya itu adalah infeksi paru atau pneumonia, infeksi saluran pernapasan yang di atas, kemudian asma,” ujarnya.

Komentar