Rabu, 19 November 2025

Murianews, Semarang – Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) memiliki target nilai transaksi Katalog Elektronik atau e-Katalog sebesar Rp 500 triliun di tahun 2024 ini. Program ini dinilai akan membantu mendongkrak manfaat yang didapat oleh UMKM dan koperasi.

LKPP terus berupaya mewujudkan terciptanya tata kelola pengadaan yang lebih baik. Hal ini dilakukan dengan mendorong Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) di Lingkungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah (K/L/PD) sebagai pusat keunggulan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP).

Kepala LKPP Hendrar Prihadi menyebut alokasi anggaran pada rencana umum pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai Rp 1.200 triliun.

”Nilai transaksi di tahun 2023 mencapai Rp 196,7 triliun, target tahun ini angkanya mencapai Rp 500 triliun," ujar Hendrar dalam sosialiasi Rancangan Undang-Undang Pengadaan Barang dan Jasa Publik yang digelar di Kendal, Jawa Tengah, Rabu (3/4/2024).

Menurut pria yang akrab di sapa Hendi ini, LKPP terus memastikan proses pengadaan barang dan jasa berjalan transparan, efisien, tepat waktu, dan memberikan nilai manfaat sebesar-besarnya.

”Melalui sistem Katalog Elektronik, diharapkan dapat mengubah kebiasaan, mengubah mindset kita, pasti akan ada efisiensi waktu, akan ada kompetisi harga, kompetensi produk, dan semuanya untuk kemanfaatan bagi bangsa dan negara kita," jelas Hendi.

Dalam kesempatan tersebut, Hendi juga memberi contoh UMKM dari Kendal yang sukses setelah mengikuti e-Katalog. Adalah Wiji Astuti, warga Kecamatan Patebon, Kendal yang sukses setelah ikut e-Katalog.

Hendi pun berharap usaha mikro, kecil, dan koperasi (UMKK) khususnya di Jawa Tengah untuk bisa meniru langkah Wiji. Hal ini karena peluang UMKK untuk bisa sukses dengan masuk di e-Katalog sangat terbuka lebar.

”Melalui sistem Katalog Elektronik, diharapkan dapat mengubah kebiasaan, mengubah mindset kita, pasti akan ada efisiensi waktu, akan ada kompetisi harga, kompetensi produk, dan semuanya untuk kemanfaatan bagi bangsa dan negara kita," jelas Hendi.

Sementara Wiji Astuti mengatakan, setelah mendaftarkan batik buatannya di e-Katalog, dalam waktu satu pekan ada pesanan hingga 350 pcs. Hal ini pun sempat membuat Wiji kewalahan.

Alhamdulillah sejak daftar e-Katalog pesanan langsung banyak. Awalnya saya tidak percaya dan mengira ini penipuan," ujar Wiji yang memberikan testimoni di acara tersebut. (nad)

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler