Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Keluhan akan gas elpiji tiga kilogram yang langka, diakui sudah jarang terdengar lagi di kalangan mereka, para Pedagang Kaki Lima atau PKL Jalan Sunan Kudus di Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Dumelan-dumelan harga gas elpiji tiga kilogram yang tidak nalar pun juga nyaris tak dilontarkan lagi di kalangan Paguyuban PKL Sunan Kudus. Mayoritas dari mereka, mendapat gas elpiji 3 kilogram dengan harga yang cukup sama dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah daerah.

Begitu setidaknya kondisi saat ini di kalangan PKL Sunan Kudus. Ini dikatakan oleh ketua paguyuban mereka, Mundloha pada Murianews.com, baru-baru ini.

Mereka bukannya tidak pernah sambat atau mengeluh. Hanya makin ke sini, intensitasnya semakin berkurang. Terutama ketika Subsidi Tepat Pertamina dijalankan untuk pembelian produk yang kerap disapa gas melon tersebut.

Mundloha mengatakan, meski di awal sempat dilanda kekaludan karena harus mengumpulkan data diri. Nyatanya kini banyak yang merasa program ini bertujuan untuk melindungi. Melindungi para pelaku usaha mikro kecil menengah atau UMKM yang memang membutuhkan gas bersubsidi.

”Kalau di kami ada sekitar 57-an PKL dan saya rasa sudah semua. Mereka memberikan data diri ke masing-masing pangkalan yang mereka percayai dan mendapat alokasi,” katanya.

Sejauh ini, lanjut dia, para pedagang sangat mudah mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Meski diakuinya, beberapa kali kerap terjadi keterlambatan pengiriman di pangkalan.

Komentar