Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jakarta – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) merespons hasil autopsi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), yang tewas terjatuh di Gunung Rinjani.

Basarnas menyatakan bahwa temuan autopsi tersebut sesuai dengan pantauan drone thermal yang mereka lakukan selama operasi pencarian.

”Drone thermal kami di Sabtu sore sudah tidak menangkap panas tubuh korban saat searching di kedalaman, itu terjawab lewat hasil autopsi,”kata Kepala Biro Humas dan Umum Basarnas, Hendra Sudirman, dilansir dari detikcom, Sabtu (28/6/2025).

Hendra juga menanggapi hasil autopsi yang menyebut Juliana Marins hanya mampu bertahan hidup sekitar 20 menit setelah terjatuh. Menurutnya, mustahil bagi Basarnas untuk mengevakuasi korban hidup-hidup dalam waktu sesingkat itu.

”Ya tidak mungkin,” ucap Hendra.

Meski demikian, Hendra menyatakan pihaknya tidak terlalu memusingkan banyaknya kritik terhadap Basarnas, terlepas dari fakta yang kini terungkap dari hasil autopsi.

Ia menekankan bahwa tugas Basarnas bukanlah menanggapi setiap opini publik.

”Biar saja ini negara bebas untuk berpendapat, tugas kami bukan untuk menanggapi setiap pendapat orang, cukup kami jalani semua SOP-nya dan dokumentasikan apa yang kami kerjakan, Alhamdulillaj Tuhan kasih jawaban lewat dari ahli autopsi terkait korban,” tuturnya.

Hasil autopsi... 

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler