Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) angkat bicara terkait keputusan untuk menghentikan impor jagung untuk pakan ternak. Langkah ini diambil sebagai upaya bersama dengan Perum Bulog dan stakeholder terkait lainnya untuk menyerap jagung hasil produksi dalam negeri.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebijakan untuk menyetop impor jagung ini diambil untuk mengantisipasi anjloknya harga jagung di tingkat produsen pada musim panen raya.

Pada Rabu (13/3/2024) lalu, Bapanas telah menggelar rapat koordinasi dengan para stakeholder terkait untuk bersama-sama berkomitmen dalam penyerapan jagung, terutama jagung pakan, mengingat angka produksi jagung yang terus meningkat seiring dengan panen raya.

”Aktualnya ada surplus antara produksi dan konsumsi, sehingga perkembangan positif seperti ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di hulu maupun hilir,” ungkap Arief mengutip Detik.com, Sabtu (16/3/2024).

Langkah untuk menghentikan impor jagung sebelum panen raya di April 2024 juga diambil untuk memastikan harga jagung di tingkat petani tetap stabil.

Arief menegaskan bahwa prioritas utama adalah memajukan produksi dalam negeri, dan dengan demikian, penyerapan jagung produksi lokal harus berjalan secara maksimal.

”Pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan impor jagung pakan menjelang panen raya seperti saat ini, sebagai bagian dari kebijakan kami untuk mengutamakan produksi dalam negeri. Kami berharap kebutuhan pakan peternak, terutama peternak mandiri, dapat dipenuhi dari hasil panen dalam negeri,” tegas Arief.

Impor jagung yang dilakukan oleh Perum Bulog pada akhir 2023 bertujuan untuk membantu kebutuhan para peternak yang mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku pakan. Langkah ini diambil untuk menstabilkan pasokan pakan bagi peternak mandiri, yang secara langsung mempengaruhi harga daging ayam dan telur ayam di tingkat konsumen.

Sementara data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi jagung dalam negeri dalam empat bulan pertama tahun ini diperkirakan mencapai 5,34 juta ton, melebihi produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya sekitar 500 ribu ton.

Terkait dengan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung yang diluncurkan sejak tahun sebelumnya, hingga 14 Maret telah diserap sebanyak 212 ribu ton, atau sekitar 62 persen dari total pagu 343 ribu ton. Program SPHP jagung ini menjangkau para peternak di 18 provinsi.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler