Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, semakin banyak. Bahkan, sudah ada empat orang yang meninggal dunia akibat DBD.

Itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara dr Eko Cahyo Puspeno.

’’Sudah ada empat jiwa yang meninggal dunia terjangkit DBD,’’ kata Eko kepada Murianews.com, Kamis (31/8/2023).

Ia mengatakan, sejuak 1 Januari hingga 26 Agustus 2023 atau pekan ke 34, laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) sebanyak 535 pasien, sudah ada 433 tersangka DBD. Dari jumlah itu, sebanyak 98 dinyatakan positif terjangkit DBD.

Dari hasil pengamatannya, banyaknya kasus DBD tersebut diakibatkan karena masih adanya sumber penular dari vektor nyamuk aedes aegypty yang membawa virus DBD dan menggigit masyarakat. Itu dibuktikan dengan angka bebas jentik nyamuk yang masih rendah di bawah 95 persen.

’’Ini juga menggambarkan masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan melalui PSN,’’ jelas Eko.

Eko memprediksi, puncak kasus DBD di Kabupaten Jepara akan meningkat jelang musim penghujan, atau sekitar Oktober. Semestinya, saat ini sudah dilakukan pemberantasan sarang nyamuk dan pemantauan jentik secara berkala dengan memberdayakan masyarakat.

Selain itu, pengendalian dengan cara larvasida dan fogging juga harus dilakukan sesuai ketentuan. Masyarakat pun tak perlu meminta fasilitas fogging.

Sebab, lanjut Eko, Dinas kesehatan atau Puskesmas secara otomatis melakukannya jika ada satu kasus kematian atau Dengeu shock syndrome, atau 3 penderita DBD dalam wilayah epidemiologi yang berdekatan dan angka bebas.

’’Kalau sesuai kriteria itu, masyarakat tidak perlu meminta akan dilakukan fogging oleh Dinas Kesehatan atau Puskesmas,’’ pungkas Eko.

Komentar

Terpopuler