Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara – Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berjanji akan memutihkan kredit macet nelayan. Umbar janji itu disambut gembira oleh nelayan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Ganjar menyebutkan, ada 18,25 persen atau setara dengan Rp86 miliar kredit macet berasal dari sektor perikanan. Menurutnya, banyak nelayan yang tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya karena terjerat utang.

"Jumlahnya tidak banyak, sekitar Rp186 miliar. Maka sangat mungkin, kredit nelayan yang macet itu kita hapuskan saja, setelah itu kita bina dan dampingi mereka," kata Ganjar di acara Food & Agriculture Summit III di IPB International Convention Center Bogor, baru-baru ini.

Ganjar mengungkapkan, karena terjerat utang, nelayan terpaksa menjual hasil tangkapannya dengan harga rendah kepada pemberi utang.

"Kalau ingin nelayan sejahtera, maka negara harus hadir. Selain pelatihan, pendampingan dan pemberian bantuan alat tangkap atau solar subsidi, satu hal yang bisa dilakukan adalah pemutihan kredit macet para nelayan," kata Ganjar.

Menanggapi janji yang disampaikan Ganjar ini, salah satu nelayan kecil asal Jepara, Lisyanto (67), menyambut gembira rencana mantan Gubernur Jateng dua periode itu. Menurut dia, setelah kredit macet nanti diputihkan, utang dihapuskan, maka kesejahteraan nelayan kecil akan terangkat.

"Iya, itu akan sangat membantu, bisa bikin kami sejahtera," tutur warga Ujungbatu, Kecamatan Jepara tersebut, Kamis (21/12/2023)

Selanjutnya, kata Lisyanto, setelah kredit macet teratasi, nelayan dapat berkonsentrasi untuk bisa menjadi lebih produktif. Semisal, berpikir bagaimana memperbarui mesin, meng-upgrade alat tangkap, dan lainnya.

"Setelahnya, mungkin pemerintah bisa membantu untuk mesin dan alat tangkap, agar nelayan lebih produktif," harapnya.

Terpisah, Sekretaris DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Jepara Eko Wilman, juga menyambut baik janji Ganjar itu. Dia tak menampik bahwa banyak nelayan di Bumi Kartini yang bermasalah kredit macet.

“Kami sangat senang kalau memang itu terealisasi. Tetapi sistemnya harus jelas,” ujar Eko saat dihubungi Murianews.com.

Sebenarnya, kata Eko, pada awal-awal periode Ganjar sebagai Gubernur Jateng, sudah ada program bernama Mitra 25. Melalui Bank Jateng, setiap nelayan bisa mengajukan kredit maksimal Rp 25 juta tanpa agunan. Namun, pada waktu-waktu berikutnya, kredit harus disertai agunan.

Kredit macet itu disebabkan penghasilan nelayan tidak menentu. Apalagi jika musim hujan dan laut tak bersahabat. Otomatis para nelayan tidak bisa melaut dan tidak memiliki penghasilan.

“Banyak yang kreditnya macet. Sehingga di bank-bank konvensional kami selalu terkendala (karena catatan kredit macet, red),” jelas Eko.

Terlepas dari pemutihan kredit, Eko berharap ada solusi terbaik untuk mempermudah akses permodalan pada bank. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan sistem lelang di tempat pelelangan ikan (TPI) lebih optimal.

“Pemerintah tidak boleh hanya sekadar memberi kemudahan berhutang. Tapi harus juga memikirkan solusi agar mereka tak bergantung pada utang,” tandas Eko.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler