Ketiga motor itu dibakar di dua tempat. Satu motor dibakar di halaman kantor DPRD Jepara, sedangkan dua motor lainnya dibakar di pertigaan dekat pos polisi.
Arizal (43) warga Desa pekalongan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, bercerita, sekitar pukul 00.00 WIB, dia dan dua temannya itu pergi membeli makanan. Mereka dikawal dua anggota TNI.
Tidak selang lama, tiba-tiba datang massa dalam jumlah banyak. Tanpa orasi, massa langsung mencoba masuk ke gedung DPRD.
Murianews, Jepara – Motor tiga pegawai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jepara, Jawa Tengah (Jateng) menjadi korban amuk massa pada Minggu (31/8/2025) pagi. Motor ketiga pegawai tersebut, kini tinggal bangkai setelah dibakar massa.
Ketiga motor itu dibakar di dua tempat. Satu motor dibakar di halaman kantor DPRD Jepara, sedangkan dua motor lainnya dibakar di pertigaan dekat pos polisi.
Ketiga kendaraan itu ternyata milik pribadi tiga orang pekerja tenaga harian lepas (THL) di posisi cleaning service DPRD Jepara. Mereka adalah Mahmudi (30), Arizal (43), Ali Mursid (46).
Arizal (43) warga Desa pekalongan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, bercerita, sekitar pukul 00.00 WIB, dia dan dua temannya itu pergi membeli makanan. Mereka dikawal dua anggota TNI.
Setelah itu mereka kembali dan memarkirkan sepeda motor Supra itu di parkiran sisi timur gedung DPRD Jepara. Kondisinya waktu itu masih tenang.
”Keluar pakai motor di simpang ruwet beli makan dus, saya kira adem ayem. Sampai sini (gedung DPRD) 00.30 WIB, parkir di belakang dekat gudang, ketika keluarpun di kawal oleh dua anggota TNI pakai trail,” kata Arizal, Rabu (3/9/2025).
Tidak selang lama, tiba-tiba datang massa dalam jumlah banyak. Tanpa orasi, massa langsung mencoba masuk ke gedung DPRD.
”Sampai sini sempat membagikan makanan tapi belum komplit, tiba-tiba ramai, tanpa orasi langsung menjebol,” ungkapnya.
Menyelamatkan Diri...
Melihat massa yang semakin brutal, Arizal bersama karyawan lain bergegas melarikan diri untuk mengamankan diri sendiri. Setelah berhasil mengamankan diri, awalnya dia tidak mengetahui jika motornya dan motor keduanya temannya jadi korban amuk massa.
“Saya tidak tahu, saya tahu ketika melihat video. Motor saya dibakar di pos polisi,” ujarnya.
Pagi harinya, Arizal bersama temannya yang lain mencoba datang untuk mengecek sisa motornya. Saat berada di lokasi, ternyata tidak menemukan sisa motor yang terbakar.
Ia hanya mendapati ada satu motor milik temannya yang dibakar di halaman Kantor DPRD Jepara.
”Yang (motor) Mio dibakar di halaman kantor DPRD, dua motor di dekat pos. Sisa motor sudah tidak ada, hanya ada (Mio) yang di halaman DPRD,” kata dia.
Karena motornya lenyap terbakar, Arizal terpaksa menggunakan motor yang biasa digunakan istrinya mengantar anak.
”Saya punya dua motor, kalau yang di bakar memang buat harian untuk berangkat kerja. Ini terpaksa pakai motor istri dulu yang biasanya dipakai anter anak sekolah,” ungkapnya.
Karyawan yang telah bekerja selama 15 tahun di DPRD Jepara itu masih bingung lantaran sampai saat ini belum mendapatkan kepastian apakah diganti atau tidak.
”Sampai saat belum ada obrolan akan diganti atau dibantu, tapi gimana lagi,” pungkasnya.
Editor: Dani Agus