Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berdampak signifikan pada sektor peternakan.

Sejumlah pedagang dan peternak mengeluhkan penurunan harga ternak sapi dan kerbau di pasar hewan yang turut memengaruhi daya beli masyarakat.

Suradi, salah satu pedagang sapi di Pasar Hewan Kudus, Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, mengungkapkan, harga sapi anjlok dari biasanya Rp 20 juta menjadi Rp 18 juta per ekor.

”Dalam sehari, saya hanya bisa menjual satu ekor sapi. Bahkan, kadang saya harus pulang membawa semua sapi karena tidak laku terjual,” ujar Suradi, Sabtu (11/1/2025).

Senada dengan Suradi, Khalimi, pedagang kerbau asal Kecamatan Dawe, juga mengeluhkan penurunan harga kerbau di pasaran. Harga kerbau yang sebelumnya mencapai Rp 17,5 juta per ekor kini turun menjadi Rp 16 juta.

”Biasanya saya bisa menjual dua hingga tiga ekor dalam satu hari pasar. Sekarang, menjual satu ekor saja sudah susah,” keluh Khalimi.

Menurut Khalimi, wabah PMK yang merebak kembali menjadi penyebab utama turunnya harga ternak dan rendahnya daya beli masyarakat. Kekhawatiran pembeli terhadap kemungkinan ternak terjangkit PMK membuat pasar semakin sepi.

”Penurunan harga dan sepinya pembeli mungkin karena kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran wabah PMK,” jelasnya.

Ambil Langkah...

  • 1
  • 2

Komentar

Terpopuler