Ia kemudian menjelaskan deflasi dipicu oleh beberapa kelompok pengeluaran dalam sektor makanan, minuman, dan tembakau.
“Deflasi terutama berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberi andil 0,20 persen,” ujarnya.
Selain itu, kelompok transportasi serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga turut menyumbang deflasi sebesar 0,01 persen.
Menurutnya, terdapat lima komoditas utama yang mendorong deflasi adalah tomat dengan andil 0,06 persen, cabai rawit 0,04 persen, cabai merah 0,03 persen, serta bawang putih dan telur ayam ras masing-masing 0,02 persen.
Murianews, Kudus – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus mencatat adanya deflasi pada Agustus 2025 di Kabupaten Kudus Jawa Tengah sebesar 0,12 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan deflasi Jawa Tengah yang hanya sebesar 0,10 persen.
Kepala BPS Kudus Eko Suharto mengimbau kepada seluruh pihak untuk tetap berusaha mengontrol laju ekonomi agar tidak terjadi deflasi maupun inflasi yang terlalu dalam.
Sehingga kemudian, perekonomian di Kudus tetap stabil dan tidak membuat masyarakat kebingungan.
Ia kemudian menjelaskan deflasi dipicu oleh beberapa kelompok pengeluaran dalam sektor makanan, minuman, dan tembakau.
“Deflasi terutama berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberi andil 0,20 persen,” ujarnya.
Selain itu, kelompok transportasi serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga turut menyumbang deflasi sebesar 0,01 persen.
Menurutnya, terdapat lima komoditas utama yang mendorong deflasi adalah tomat dengan andil 0,06 persen, cabai rawit 0,04 persen, cabai merah 0,03 persen, serta bawang putih dan telur ayam ras masing-masing 0,02 persen.
Inflasi...
Sementara itu, beberapa pengeluaran turut menyumbang inflasi di Kudus yakni Kesehatan 0,05 persen, Perawatan diri 0,03 persen, dan pendidikan 0,01 persen.
Lima komoditi yang menyumbang inflasi antara lain, tarif rumah sakit sebesar 0,03 persen, sigaret kretek mesin 0,02 persen, dan tukang, emas, sigaret kretek tangan sebesar 0,01 persen.
Meski mengalami deflasi bulanan, inflasi tahun ke tahun (yoy) Kudus masih berada di level 2,55 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,6. Angka ini, menurut Eko, masih dalam rentang sasaran inflasi yang ditetapkan pemerintah.
Dalam konteks regional, Kudus mencatat deflasi lebih tinggi dibandingkan sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Tengah.
”Rembang mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,20 persen, disusul Wonosobo 0,18 persen. Kemudian Kota Surakarta dan Cilacap masing-masing 0,13 persen. Kudus dengan 0,12 persen diatas Purwokerto” terangnya.