Kolaborasi ini diwujudkan melalui berbagai program dan inisiatif, termasuk lomba yang melibatkan Komando Rayon Militer (Koramil) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) serta penyusunan kebijakan yang berpihak pada pertanian organik.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora Ngaliman menjelaskan, lomba yang diadakan bertujuan untuk mempercepat target ”Kota Sejuta Umat” agar tercapai dengan baik.
Ngaliman berharap, koramil dan Babinsa dapat menjadi garda terdepan dalam menyukseskan program ini di tingkat desa.
Dandim 0721 Blora Letkol Inf Agung Cahyono menambahkan, Babinsa memiliki peran strategis dalam percepatan program ini, khususnya dalam hal jumlah petani yang beralih ke organik.
”Harapannya, program ini bisa mempercepat jumlah petani yang terlibat untuk mewujudkan kabupaten organik. Kami akan terus bersinergi dengan DP4 untuk program ketahanan pangan di tingkat kabupaten, khususnya dalam menciptakan pupuk organik secara mandiri,” ujar dandim.
Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman mengungkapkan rasa bangganya saat mewakili Indonesia pada 25-29 Agustus 2025 dalam acara Kongres Dunia Distrik Organik (ODC) ke-3 yang diselenggarakan di Kota Datong, Provinsi Shanxi, Tiongkok. Kongres Kabupaten Organik Tingkat Dunia 2025.
”Atas izin Mendagri, Mensesneg, dan Gubernur Jawa Tengah. Kami mewakili Indonesia untuk berangkat ke Tiongkok dan semua tiket pesawat serta akomodasi ditanggung oleh panitia penyelenggara dari IFOAM-Organics Asia (Korea) Kantor Perwakilan Hebei Tiongkok,” ungkapnya.
Murianews, Blora – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Jawa Tengah, bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkomitmen kuat untuk mewujudkan Blora sebagai kabupaten organik.
Kolaborasi ini diwujudkan melalui berbagai program dan inisiatif, termasuk lomba yang melibatkan Komando Rayon Militer (Koramil) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) serta penyusunan kebijakan yang berpihak pada pertanian organik.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora Ngaliman menjelaskan, lomba yang diadakan bertujuan untuk mempercepat target ”Kota Sejuta Umat” agar tercapai dengan baik.
Ngaliman berharap, koramil dan Babinsa dapat menjadi garda terdepan dalam menyukseskan program ini di tingkat desa.
Dandim 0721 Blora Letkol Inf Agung Cahyono menambahkan, Babinsa memiliki peran strategis dalam percepatan program ini, khususnya dalam hal jumlah petani yang beralih ke organik.
”Harapannya, program ini bisa mempercepat jumlah petani yang terlibat untuk mewujudkan kabupaten organik. Kami akan terus bersinergi dengan DP4 untuk program ketahanan pangan di tingkat kabupaten, khususnya dalam menciptakan pupuk organik secara mandiri,” ujar dandim.
Sementara itu, Bupati Blora Arief Rohman mengungkapkan rasa bangganya saat mewakili Indonesia pada 25-29 Agustus 2025 dalam acara Kongres Dunia Distrik Organik (ODC) ke-3 yang diselenggarakan di Kota Datong, Provinsi Shanxi, Tiongkok. Kongres Kabupaten Organik Tingkat Dunia 2025.
”Atas izin Mendagri, Mensesneg, dan Gubernur Jawa Tengah. Kami mewakili Indonesia untuk berangkat ke Tiongkok dan semua tiket pesawat serta akomodasi ditanggung oleh panitia penyelenggara dari IFOAM-Organics Asia (Korea) Kantor Perwakilan Hebei Tiongkok,” ungkapnya.
Memanfaatkan Potensi Lokal...
Orang nomor satu di Blora itu melanjutkan Dalam forum ini, melibatkan International Network of Eco-regions, Global Alliance of Organic Districts dan Asian Local Government for Organic Agriculture (ALGOA).
Acara ini diikuti sekitar 500 peserta, termasuk lebih dari 100 tamu dan pembicara internasional dari lebih dari 20 negara dan wilayah.
Forum ini menjadi ajang untuk bertukar ide dan sharing mengenai pengembangan distrik/kabupaten organik, yang diikuti 68 delegasi dari berbagai negara.
Pengalaman ini semakin memantapkan tekad Pemkab Blora untuk menguatkan kebijakan yang berpihak pada pertanian organik.
”Kami harus menyusun kebijakan yang berpihak kepada organik. Saya berharap Blora bisa segera menyusun Peraturan Daerah (Perda) soal pertanian organik,” tegas Bupati Arief.
Lebih lanjut, Bupati Arief menyoroti inovasi yang telah dilakukan Blora melalui program GESEKKU (Gerakan Sedekah Kotoran Sapi), yang berhasil mengantarkan Blora meraih predikat Kabupaten Terinovatif dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Inovasi ini menjadi contoh nyata pemanfaatan potensi lokal berupa kotoran ternak.
”Ke depannya, program ini bisa kita tingkatkan lagi, karena sebagian besar Babinsa juga bertani. Agar masing-masing desa bisa didampingi oleh OPD terkait,” tambah Arief Rohman.
Editor: Dani Agus