Itu disampaikan Bupati Blora Arief Rohman saat menghadiri pertemuan petani organik di desa setempat. Ia mengungkapkan, pertanian organik merupakan masa depan sektor pangan daerah.
Dalam sambutannya, Arief Rohman menyampaikan komitmennya menjadikan Kabupaten Blora sebagai Kabupaten Organik. Sinergi dengan sejumlah pihak pun penting dilakukan guna mempercepat transformasi menuju sistem pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Menurutnya, untuk mencapai tujuan itu perlu keterlibatan bersama. Pihaknya pun menginstruksikan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora untuk mendampingi program itu.
Ia menilai metode SRI membutuhkan ketekunan dan komitmen tinggi. Teknik itu pun diharapkan dapat disebarluaskan agar dapat diadopsi seluruh wilayah Blora.
Di kesempatan itu, ia mengungkapkan pengalaman bersama tamu dari Jakarta yang kagum melihat hamparan sawah di wilayah selatan Blora.
”Selama ini Blora dikenal kering, tandus, panas. Ternyata di sepanjang perjalanan dari Cepu, Kedungtuban, Kradenan hingga sini, airnya melimpah dan sawahnya luar biasa. Di empat kecamatan ini bisa tiga kali panen,” jelasnya.
Murianews, Blora – Pemkab Blora terus mendorong pertanian organik berbasis sistem SRI di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Blora, Jawa Tengah.
Itu disampaikan Bupati Blora Arief Rohman saat menghadiri pertemuan petani organik di desa setempat. Ia mengungkapkan, pertanian organik merupakan masa depan sektor pangan daerah.
Dalam sambutannya, Arief Rohman menyampaikan komitmennya menjadikan Kabupaten Blora sebagai Kabupaten Organik. Sinergi dengan sejumlah pihak pun penting dilakukan guna mempercepat transformasi menuju sistem pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan.
”Sistem SRI (System of Rice Intensification) ini harus dicontohkan antara pemerintah dengan NU dan pihak lainnya. Kita optimis, insya Allah para petani sebagian nanti akan beralih ke organik,” ujarnya.
Menurutnya, untuk mencapai tujuan itu perlu keterlibatan bersama. Pihaknya pun menginstruksikan Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora untuk mendampingi program itu.
Ia menilai metode SRI membutuhkan ketekunan dan komitmen tinggi. Teknik itu pun diharapkan dapat disebarluaskan agar dapat diadopsi seluruh wilayah Blora.
Di kesempatan itu, ia mengungkapkan pengalaman bersama tamu dari Jakarta yang kagum melihat hamparan sawah di wilayah selatan Blora.
”Selama ini Blora dikenal kering, tandus, panas. Ternyata di sepanjang perjalanan dari Cepu, Kedungtuban, Kradenan hingga sini, airnya melimpah dan sawahnya luar biasa. Di empat kecamatan ini bisa tiga kali panen,” jelasnya.
Lumbung Pangan...
Menurut Arief, itu menunjukan Blora merupakan lumbung pangan dan mendukung program Bapak Presiden tentang penguatan ketahanan pangan.
Arief Rohman pun berharap kolaborasi antara pemerintah, petani, lembaga, dan perusahaan dapat mempercepat terwujudnya Blora sebagai kabupaten percontohan pertanian organik di Jawa Tengah.
Rakam, perwakilan Asosiasi Petani Organik Desa Sumber, memaparkan sejumlah teknik dalam penerapan Sistem SRI. Di antaranya, bibit ditanam pada usia sembilan hari dengan jarak tanam 30 x 30 cm dan satu lubang ditanami 1 bibit tunggal.
”Pengairan tidak boleh tergenang lebih dari 12 jam, kemudian dikeringkan dan Penggobrokan gulma dilakukan empat kali per musim tanam,” ucapnya.
pihaknya menjelaskan varietas yang digunakan yaitu varietas Mentik Susu dengan menggunakan Pupuk organik 5 ton pupuk kandang per hektare, ditambah POC, MOL, dan nutrisi pestisida organik.
”Total lahan aktif lima hektare dengan empat kali tanam per tahun. Rata-rata produksi mencapai enam sampai tujuh ton per hektare,” imbuhnya.
Editor: Zulkifli Fahmi