Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Banjir di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tak kunjung surut hingga Selasa (19/3/2024). Bahkan desa yang terdampak banjir bertambah. Saat ini, setidaknya 61 desa tergenang banjir.

Berdasarkan data yang dihimpun Murianews.com dari relawan maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, banjir masih menggenangi 61 desa yang tersebar di sembilan kecamatan.

Dengan rincian 11 desa di Kecamatan Juwana, 15 desa di Gabus, 4 desa di Sukolilo, 4 desa di Kayen, 8 desa di Pati Kota, 3 desa di Tambakromo, 13 desa Jakenan, 2 desa di Dukuhseti dan 1 desa di Tayu.

Bupati Pati Hangger Budi Anggoro mengatakan banjir di wilayahnya disebabkan intensitas hujan tinggi sejak beberapa hari. Hal ini mengakibatkan sejumlah sungai di Bumi Mina Tani meluber hingga menggenangi pemukiman warga, lahan pertanian, rumah ibadah hingga gedung sekolahan.

”Karena intensitas hujan tinggi dan juga pintu Bendung Wilalung menuju Juwana itu terus dibuka. Terakhir dibuka lagi 40 sentimeter. Jadi kondisi ini membuat aliran sungai yang bermuara di sungai Juwana tidak bisa keluar dan area menggenangi rumah warga,” ujar dia kepada Murianews.com, Selasa (19/3/2024).

Ia pun mengaku belum bisa melakukan upaya lebih untuk mengurangi banjir di Kabupaten Pati. Henggar menilai tidak mungkin dilakukan pemompaan banjir lantaran banyaknya desa yang berada di wilayah cekungan.

”Upaya untuk dilakukan, pompa tidak mungkin. Kita berharap hujan tidak turun lagi dalam beberapa hari kedepan,” tandas Henggar.

Banjir di Kabupaten Pati sudah terjadi sejak Sabtu (9/3/2024). Saat itu hanya beberapa desa yang tergenang banjir. Banjir kemudian meluas lantaran hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kabupaten Pati selama sepekan.

Selain faktor hujan, banjir juga disebabkan belasan ribu hektare lahan di Pegunungan Kendeng dan Gunung Muria Pati masuk kategori lahan kritis. Hal ini mengakibatkan penyerapan air hujan di wilayah pegunungan tak berjalan dengan baik. Sehingga air langsung turun ke bawah dan menyebabkan banjir.

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Terpopuler