Lomban Tayu Pati Meriah, Kepala Kerbau Diarak Keliling Desa
Umar Hanafi
Jumat, 19 April 2024 14:44:00
Murianews, Pati – Tradisi Lomban di Sungai Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah berjalan meriah. Sebuah kepala kerbau dan keempat kalinya beserta ekornya diarak keliling Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu sebelum dilarung di muara sungai.
Ribuan warga memadati Jalan Kartini, Jumat (19/4/2024) pagi. Mereka ingin melihat karnaval budaya Lomban Tayu. Berbagai atraksi digelar. Mulai dari drumband, fashion show, barongan hingga atraksi barongsai.
Sebuah kepala kerbau yang sudah dirias sedemikian rupa ditempatkan di rombongan paling depan. Balai Desa Sambiroto menjadi titik awal karnaval tersebut.
Rombongan karnaval kemudian keliling kampung untuk mengarak kepala kerbau. Sebelum arak-arakan digelar, sesepuh desa terlebih dahulu melarung kepala kambing dan ayam putih mulus di bawah Jembatan Tayu.
”Yang mengikuti ada 17 rombongan, baik dari desa, RT, RW, Juwana ada Rembang juga,” ungkap Ketua Panitia Lomban Tayu, Agus Mulyono kepada Murianews.com.

Kepala kerbau saat diarak keliling Desa Sambiroto Tayu, Kabupaten Pati. (Murianews/Umar Hanafi)
Rombongan karnaval berakhir di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sambiroto. Setelah itu, kepala kerbau dibawa menggunakan kapal untuk dilarung di muara Sungai Tayu.
Selama prosesi pelarungan kepala kerbau ini, rombongan barongan memainkan musik tradisional. Sesampainya di muara, kepala kerbau yang sudah diletakkan di miniatur kapal dilarung.
”Tradisi ini, kepala kerbau ini khusus sungai Tayu sebagai simbol raya syukur kepada Allah. Masyarakat percaya kepada kerbau menjadi hal yang wajib dilarung. Bila tidak, masyarakat memercayai akan ada korban jiwa,” tandas dia.
Kepala Desa Sambiroto menambahkan Lomban Sungai Tayu ini digelar untuk meneruskan budaya dari leluhur. Pihaknya tidak mau budaya tersebut luntur dimakan zaman.
”Pesta lomban kupatan Sungai Tayu. Ini warisan leluhur kita. Halal bi halal. Awalnya dari Bapak Wedono saat jaman Belanda. Selang satu minggu Idulfitri atau 10 hari Idulfitri, Bapak Wedono dan warga lainnya saat itu melaksanakan halal bi halal dengan menyembelih kerbau di Sungai Tayu,” tandas dia.
Editor: Supriyadi



