Rabu, 19 November 2025

Murianews, KudusSD 2 Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah hanya mendapatkan satu siswa baru di tahun ajaran 2024/2025 ini. 

Beruntung masih ada satu siswa lainnya harus mengulang kembali di kelas satu lantaran belum cukup umur untuk didaftarkan masuk di Dapodik saat tahun ajaran 2023/2024. Sehingga total siswa yang ada di kelas I SD 2 Bulungcangkring.

Pantauan di lapangan, kedunya tampak sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan oleh guru. Pada papan tulis juga terlihat tulisan tentang mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Plt SD 2 Bulungcangkring Sutipah menjelaskan, penyebab sekolahnya sering kurang murid salah satunya lokasi bangunan gedung kelas 1,2,5, dan 6 letaknya terpisah jauh dengan gedung di kelas 3 dan kelas 4. 

”Letak bangunan sekolahnya terpisah. Untuk kelas 3 dan kelas 4 letaknya 400 meter dari gedung sekolah yang ditempati siswa kelas 1, kelas 2, kelas 5, dan kelas 6. Sehingga wali murid merasa keberatan,” katanya, Rabu (24/7/2024).

Ia menambahkan, kondisi kekurangan murid seperti ini juga terjadi di tahun lalu. Pada tahun ajaran 2023/2024 lalu pihaknya hanya mendapatkan dua siswa baru di kelas I.

”Setiap tahunnya memang seperti ini. Gedung yang terpisah dan isu regrouping menjadi penyebab di sini kekurangan murid,” sambungnya.

Padahal dirinya sudah mencoba menjelaskan ke wali murid kalau SD 2 Bulungcangkring juga memiliki siswa berprestasi. Selain itu juga didukung dengan SDM guru yang mumpuni.

”Terkadang kami sudah jelaskan ke wali murid. Di sini juga ada siswa yang juara OSN serta kami juga punya guru yang memahi IT. Tetapi faktanya ya masih kekurangan murid,” terangnya.

Kondisi bangunan sekolah yang sempit ditambah dengan jumlah toilet yang hanya ada satu diklaim menjadi pertimbangan wali murid juga untuk menyekolahkan anaknya di SD 2 Bulungcangkring. Ia menyampaikan jumlah siswa di tahun ini dari kelas satu hingga kelas enam hanya ada 23 siswa saja.

”Tahun ini, hanya kami hanya punya 23 siswa saja. Itu total semuanya,” imbuhnya.

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler