Kabar tersebut diungkapkan anggota delegasi Jusuf Kalla Hamid Awaludin dalam keterangan tertulisnya dari Kuala Lumpur, Senin (6/5/2024) lalu.
”Pihak-pihak yang bertikai meminta Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla untuk bisa memediasi kedua belah pihak agar mengakhiri kekerasan yang terjadi beberapa bulan belakangan ini,” ungkap Hamid Awalundin seperti dikutip dari Tempo.co, Selasa (7/5/2024).
Pelibatan Jusuf Kalla dalam mengakhiri sebuah konflik ini ternyata bukan yang pertama kalinya. Tercatat, ada beberapa konflik yang berhasil diselesaikan dengan damai berkat tangan dingin Jusuf Kalla.
Konflik terjadi setelah muncul kelompok yang mengatasnamakan diri Gerakan Aceh Merdeka. Kelompok ini berkeinginan menata pemerintahan secara mandiri, dalam artian keluar dari pemerintahan Indonesia.
Murianews, Jakarta – Perwakilan Hamas baru-baru ini bertemu dengan Jusuf Kalla disebuah tempat untuk mendiskusikan upaya mengakhiri konflik Palestina-Israel.
Kabar tersebut diungkapkan anggota delegasi Jusuf Kalla Hamid Awaludin dalam keterangan tertulisnya dari Kuala Lumpur, Senin (6/5/2024) lalu.
”Pihak-pihak yang bertikai meminta Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla untuk bisa memediasi kedua belah pihak agar mengakhiri kekerasan yang terjadi beberapa bulan belakangan ini,” ungkap Hamid Awalundin seperti dikutip dari Tempo.co, Selasa (7/5/2024).
Pelibatan Jusuf Kalla dalam mengakhiri sebuah konflik ini ternyata bukan yang pertama kalinya. Tercatat, ada beberapa konflik yang berhasil diselesaikan dengan damai berkat tangan dingin Jusuf Kalla.
Berikut daftar konflik yang berakhir damai berkat Jusuf Kalla;
1. Konflik Aceh
Konflik terjadi setelah muncul kelompok yang mengatasnamakan diri Gerakan Aceh Merdeka. Kelompok ini berkeinginan menata pemerintahan secara mandiri, dalam artian keluar dari pemerintahan Indonesia.
Tujuannya sama...
Melansir dari berbagai sumber, ketika terjadinya Tsunami Aceh 2004 lalu, keberadaan GAM cukup menyulitkan upaya penanganan bencana. Akhirnya, Jusuf Kalla yang saat itu menjadi Wakil Presiden di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin penyelesaian konflik tersebut.
Sebelum perundingan damai dilakukan, Jusuf Kalla lebih dulu melihat akar dari persoalan. Jusuf Kalla menyebut, baik pemerintah Indonesia maupun GAM sama-sama ingin mengakhiri konflik dengan damai.
“Kita pelajari dulu background-nya, kedua tujuannya sama, ingin damai. Tapi ingin tujuannya dicapai walaupun tidak semua. Di situ pertemuannya, jadi terjadi win-win,” jelas Kalla dikutip dari tayangan Program Bukan Begini Bukan Begitu di kanal Youtube Kompas.com, Selasa (7/5/2024).
Setelah ketemu akar persoalannya, akhirnya masyarakat Aceh mendapat pemimpin dan memerintah di wilayahnya sendiri. Indonesia pun ikut senang karena tak ada konflik yang terjadi.
“Sekarang orang Aceh, GAM merasa senang dia dapat menjadi Gubernur, dia bisa memerintah. Tapi Indonesia juga merasa senang tidak ada konflik. Tidak ada korban lagi. (Aceh) tetap NKRI, semua win, merasa menang itu pun dilakukan secara demokratis,” cerita Kalla.
2. Konflik Poso
Konflik ini terjadi pada periode 1998-2001. Jusuf Kalla juga ikut andil dalam mendamaikan konflik yang terjadi.
Melibatkan agama...
Melansir dari Kompas.com, konflik Poso penyebabnya bukanlah agama, melainkan politik. Walaupun, kata dia, dalam konflik yang terjadi melibatkan agama, yakni muslim dan Kristen.
”Jadi konflik Poso dan Ambon itu politik, bukan agama di belakang cermin, (tapi) melibatkan agama. Di Poso, ada sering ditemukan demokrasi-demokrasi yang datang tiba-tiba,” kata dia.
Kalla mengungkapkan, masalah konflik Islam-Kristen di sana karena masalah politik dan kekuasaan. Padahal, sebelum konflik terjadi, Poso merupakan daerah yang penduduknya hampir seimbang dalam terpimpin dan Pancasila.
Di mana, kala itu, ketika bupati beragama Islam, maka wakilnya Kristen. Begitu pun sebaliknya.
Jusuf Kalla mengungkapkan, awal mula konflik Poso terjadi karena adanya pemilihan kepala daerah (pilkada) yang pemenangnya berasal dari partai-berbasis Islam, kemudian memilih wakil dan sekretaris daerah beragama Islam. Akibatnya, kata dia, terjadi ketidakseimbangan.
”Maka sebab-sebab sedikit saja, anak nakal ada yang pulang tahun baru minum-minum mukul penjaga masjid, besoknya terjadi demo besar terjadilah konflik awal. Tiba tiba saja memang, maka terjadilah konflik dua tahun yang menewaskan lebih dari 1.500 orang,” kata Kalla.
200 ribu orang mengungsi...
3. Konflik Ambon
Konflik ini terjadi sekitar tahun 2001 lalu. Saat itu, Jusuf Kalla yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) turun tangan menyelesaikan konflik yang terjadi.
Peristiwa ini juga ditarik-tarik ke isu agama. Padahal, konflik terjadi dari perkelahian anak muda di sebuah terminal bus, yang kemudian makin membesar tiga hari kemudian.
Saat konflik terjadi, 200 ribu orang harus diungsikan. Ia pun dengan sigap melakukan penyelesaian melalui Deklarasi Malino.
”Karena yang berkonflik masyarakat, maka yang harus netral pemerintah,” tutur Jusuf Kalla, dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/5/2024).
Pada kesempatan itu, Jusuf Kalla harus menenangkan dulu gejolak masyarakat. Menghilangkan pemikiran-pemikran sesat, seperti Islam bunuh Kristen masuk surga dan sebaliknya.
Sejak saat itu lah, mereka yang berkonflik terkejut dan ketakutan. Akhirnya, konflik pun mereda.