Menurutnya, penetapan kebaya sebagai warisan budaya merupakan simbol persatuan kawasan Asia Tenggara.
’’Penetapan ini adalah pengakuan dunia atas nilai budaya kita yang mendalam serta upaya kita bersama dalam melestarikan kebudayaan,’’ ungkapnya dikutip dari Antara, Minggu (8/12/2024).
Diketahui, kebaya resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO. Keputusan itu disampaikan Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan WBTB UNESCO sesi ke-19, Rabu (4/12/2024) di Asuncion, Paraguay.
Keputusan itu diambil setelah rekomendasi dari Badan Evaluasi WBTB yang menyatakan kebaya telah memenuhi kriteria pencatatan yang ditetapkan Konvensi 2003 UNESCO untuk perlindungan WBTB.
Usulan untuk melakukan pengajuan bersama oleh negara-negara ASEAN muncul dari inisiatif Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar pada akhir 2021.
Kemudian, usulan itu disepakati pada pertemuan tingkat pimpinan Negara oleh Indonesia dan Malaysia. Rencana itu kemudian ditindaklanjuti perwakilan kelima Negara dan terlibat aktif dalam persiapan berkas nominasi.
Murianews, Jakarta – Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyatakan kegembiraannya atas ditetapkannya kebaya sebagai WBTB UNESCO untuk lima negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurutnya, penetapan kebaya sebagai warisan budaya merupakan simbol persatuan kawasan Asia Tenggara.
’’Penetapan ini adalah pengakuan dunia atas nilai budaya kita yang mendalam serta upaya kita bersama dalam melestarikan kebudayaan,’’ ungkapnya dikutip dari Antara, Minggu (8/12/2024).
Diketahui, kebaya resmi menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO. Keputusan itu disampaikan Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan WBTB UNESCO sesi ke-19, Rabu (4/12/2024) di Asuncion, Paraguay.
Dalam keputusannya, kebaya tak hanya milik Indonesia, melainkan juga punya Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand yang secara bersama mendaftarkannya.
Keputusan itu diambil setelah rekomendasi dari Badan Evaluasi WBTB yang menyatakan kebaya telah memenuhi kriteria pencatatan yang ditetapkan Konvensi 2003 UNESCO untuk perlindungan WBTB.
Usulan untuk melakukan pengajuan bersama oleh negara-negara ASEAN muncul dari inisiatif Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar pada akhir 2021.
Kemudian, usulan itu disepakati pada pertemuan tingkat pimpinan Negara oleh Indonesia dan Malaysia. Rencana itu kemudian ditindaklanjuti perwakilan kelima Negara dan terlibat aktif dalam persiapan berkas nominasi.
Proses Pengusulan...
Komunitas Kebaya dan perwakilan Negara dari lima Negara peserta pertama kali bertemu pada November 2022 di Negeri Sembilan, Malaysia.
Di mana, mereka berbagi dan mengusulkan langkah-langkah perlindungan, menyusun formulir, dan mendukung nominasi.
Sebuah lokakarya serupa diadakan di Jakarta, pada Februari 2023 lalu. Dokumen proposal berjudul Kebaya: Pengetahuan, Keterampilan, Tradisi, dan Praktik diselesaikan melalui pertemuan daring Singapura sebelum diajukan ke UNESCO, Maret 2023
Pencatatan ’’Kebaya: Pengetahuan, Keterampilan, Tradisi dan Praktik’’ sebagai WBTB UNESCO menandai tonggak penting bagi Asia Tenggara.
Selain kebanggaan yang besar, pencatatan ini juga membawa rasa persatuan, tanggung jawab bersama, dan komitmen untuk kerja sama regional dalam perlindungan warisan budaya tak benda.
Untuk merayakan pencapaian bersejarah ini, kelima negara pengusul kebaya mengorganisasi side event di sela Sidang Komite WBTB ke-19 UNESCO yang menampilkan pameran dan pertunjukan mode Kebaya.
Tingkatkan Kesadaran Publik...
Selain meningkatkan kesadaran publik tentang warisan bersama ini dan relevansinya dengan masyarakat kontemporer, kegiatan ini juga memberikan kesempatan untuk dialog antarbudaya, serta mendorong upaya kolaboratif untuk perlindungan dan transmisi kebaya kepada generasi mendatang.
Duta Besar RI untuk Argentina, Uruguay dan Paraguay, selaku Wakil Ketua Delegasi RI untuk Sidang Komite WBTB Sesi-19 UNESCO Sulaiman Syarif menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan inskripsi Kebaya dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
Ia menekankan bahwa pencapaian ini tidak hanya melambangkan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga memperkuat solidaritas dan kerja sama antarnegara di kawasan ASEAN dalam melestarikan warisan budaya yang berharga.