Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Situs Purbakala di Perbukitan Patiayam di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kini tengah menghadapi ancaman kegundulan dan kegersangan.

Mengingat ada banyak potensi penemuan fosil purbakala, kolaborasi aktif kini harus terus dilakukan untuk menekan dampak dan menjaga kelestarian alamnya. Jika tidak bukan tidak mungkin banjir bandang akan ikut meluruhkan fosil-fosil itu.

Saat ini, penanaman kembali pohon-pohon akar kuat pencegah erosi tak henti-hentinya dilakukan banyak kalangan. Baik dengan skala yang besar hingga kecil sekalipun, semua diyakini memiliki dampak meski perlu waktu yang cukup panjang.

Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) pun melakukan hal yang sama. Mereka menjadi yang terdepan dan konsen pada pelestarian lingkungan kawasan ini. Di tiga tahun terakhir, mereka konsisten menggelontorkan tiga ribuan bibit tanaman per tahunnnya, meski tak banyak pula yang harus ditanam kembali karena sejumlah alasan.

Tercatat, sejak tahun 2020, mereka melakukan beberapa kali penanaman dengan menggandeng beraneka macam pihak. Mulai dari pejabat setingkat Gubernur Jawa Tengah kala itu hingga para siswa dan gerakan-gerakan sadar lingkungan lainnya.

Hasilnya, bisa dibilang cukup realistis untuk sebuah upaya yang dikeroyok bersama. Di mana ada grafik tumbuh dalam jumlah pohon yang ada di perbukitan tandus itu.

”Kami ingin mengembalikan kawasan ini setidaknya separuh saja dari kondisi awal kawasan itu. Bayangkan saja bagaimana lokasi ini menjadi habitat bagi komunitas Gajah Purba, berarti ada berapa banyak pohon di sana waktu itu, tentulah sangat banyak. Inilah yang harus diwujudkan bersama,” ucap Vice President Director Djarum Foundation F.X. Supanji di sela kegiatan kegiatan Lokakarya Jurnalisme Lingkungan dan Media Gathering bersama Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Kamis (30/11/2023).

Panji menyebut, pada tahun 2020 hanya ada sekitar enam ribuan pohon-pohon kuat di kawasan Patiayam yang menjadi konsen konservasi Djarum. Kemudian dari tahun ke tahun terus dilakukan penanaman kolaboratif dengan cakupan area mencapai 600 hektare.

Hasilnya, data terakhir mereka mengungkapkan ada sebanyak 20 ribuan pohon yang kini menjadi penjaga Perbukitan Patiayam.

”Kami percaya ketika bisa dikembalikan separuh saja, sungai di sini akan menjadi sumber kemakmuran semua masyarakat Kudus, inilah yang coba kami bangun kembali dengan kegiatan yang kolaboratif,” pungkasnya.

Communications and Youth Engagement Consultant Lingkar Temu Kabupaten Lestari  Juris Bramanto menambahkan, kolaborasi menjadi salah satu kunci untuk penyelesaian permasalahan lingkungan.

Selama ini, baik pemerintah maupun masyarakat saling meyalahkan bilamana terjadi sebuah peristiwa kebencanaan akibat minimnya kesadaran akan menjaga lingkungan.

Padahal, hal ini menjadi tanggung jawab bersama semua pihak. Tidak terbatas pada pemerintah dan masyarakatnya, tapi juga perusahaan dan pihak-pihak lain yang ada dalam lapisan masyarakat

”Semua bisa memulai, sangat penting untuk membentuk kolaborasi, kalau kita ngomongin bencana alam bisa juga dilihat dari sisi ekonominya, para pelaku ekonomi ini juga akan terlibat untuk sama-sama mencegah bencana itu terjadi,” pungkasnya.

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler