Rabu, 19 November 2025

Membahas tentang Tuhan, Anis menekankan pentingnya kehati-hatian. Keberadaan Tuhan, menurutnya, bisa dilacak melalui ilmu tertentu, namun konsep "ada" pada Tuhan harus dipisahkan dari persepsi manusia yang terbatas.

Tuhan yang tak terbatas, tidak mungkin sepenuhnya dipahami dalam batasan persepsi manusia. Untuk memahami kehadiran aktual Tuhan, manusia membutuhkan mata hati atau intellectus, yang hanya dapat diaktifkan melalui pembersihan diri secara terus-menerus dari kemelekatan duniawi.

Budayawan asal Kudus Abdul Jalil turut menambahkan perspektifnya mengenai relasi antara sains dan agama.

Jalil menyoroti paham baru yang dianggapnya tidak kalah membahayakan, yaitu kelompok yang percaya pada Tuhan tetapi tidak menganggap agama penting.

”Banyak tokoh sosial, hingga aktivis yang seperti itu. Mereka jelas percaya pada Tuhan tapi menganggap agama tidak penting. Ibaratnya moral yes, spiritual yes, tapi agama no,” ungkap Jalil.

Diskusi dengan tema yang mendalam ini berhasil dicairkan dengan iringan musik Sampak GusUran. Ratusan masyarakat tampak antusias mengikuti jalannya diskusi, baik secara langsung di Rumah Adab Indonesia Mulia maupun melalui berbagai platform media sosial Suluk Maleman.

Komentar

Terpopuler