Rabu, 19 November 2025

Murianews, Rembang – Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang melakukan langkah-langkah proaktif dalam memantau perkembangan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Hal ini termasuk mengambil sampel darah dari sapi-sapi yang telah menerima vaksin booster PMK serta memberikan suplemen vitamin.

Menurut Subkoordinator Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, drh Erdyanti Permatasari, PMK adalah penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh virus.

Vaksinasi PMK telah dilakukan pada sekitar 130 ribu sapi, mulai dari dosis pertama hingga booster. Untuk memonitor kekebalan ternak tersebut, pihak Dintanpan melakukan pengambilan sampel darah dari ternak-ternak tersebut.

”Nanti serum (sampel darah sapi) akan dikirim ke BBVet untuk dilihat antibodi NSP. Jika masih ada antibodi NSP di ternak tersebut, artinya virus masih bisa bereplikasi,” kata drh Erdyanti mengutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Jumat (8/9/2023).

Jika masih terdeteksi antibodi NSP, vaksinasi harus terus dilakukan dengan rentang waktu setiap enam bulan.

Pihak Dintanpan bekerja sama dengan petugas yang mengambil sampel darah dari 1.106 ekor sapi. Ini melibatkan 39 petugas, masing-masing mengambil sampel darah dari 20 ekor sapi.

Salah satu warga Randuagung, Wariman, memiliki empat sapi. Salah satu sapi miliknya pernah terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) tetapi telah sembuh. Saat ini, sapi tersebut telah mendapatkan vaksin booster PMK.

Wariman sangat mengapresiasi upaya pihak berwenang dalam memberikan vaksin PMK secara gratis dan menganggapnya sebagai bantuan yang sangat membantu warga.

Dintanpan Rembang berkomitmen untuk menjaga kesehatan hewan ternak serta meminimalkan risiko penyebaran penyakit seperti PMK, yang dapat berdampak negatif pada ekonomi peternak dan pasokan daging di wilayah tersebut.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler