Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jakarta – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman menilai jika dirinya sedang difitnah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan setelah adanya putusan sidang etik Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), dinilainya ada upaya politisasi dan pembunuhan karakter.

Dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube MK, Anwar Usman mengatakan jika sejak awal dirinya sudah mengetahui adanya upaya politisasi. Tidak hanya itu, dia juga mengetahui jika dirinya dijadikan obyek dalam berbagai putusan MK.

”Namun meski setelah saya mendengar ada skenario untuk membunuh karakter saya, saya tetap berbaik sangka karena memang seharusnya begitulah cara dan karakter seorang Muslim berpikir,” ungkapnya.

Usman juga menyayangkan sidang etik yang diselenggarana oleh MKMK secara terbuka untuk umum. Menurutnya, sesuai dengan aturan MK, sidang seharusnya digelar tertutup.

”Saya menyayangkan proses peradilan etik yang seharusnya tertutup sesuai dengan Peraturan MK dilakukan secara terbuka. Hal itu secara normatif tentu menyalahi aturan dan tidak sejalan dengan dibentuknya MKMK yang ditujukan untuk menjaga keluhuran MK baik secara individual maupun institusional,” paparnya.

Selain itu ia merasa difitnah dalam menangani perkara nomor 90 terkait batas usia Capres-Cawapres yang saat ini masih menjadi polemik.

”Fitah yang sangat keji dan tidak berdasar atas hukum dan fakta,” katanya.

Sebelumnya, MKMK memutuskan Anwar Usman terbukti melakukan pelanggaran etik berat terkait konflik kepentingan dalam putusan MK yang mengabulkan soal syarat usia cawapres.

MKMK juga mencopot Anwar Usman dari jabatan Ketua MK. Anwar dilarang mencalonkan diri atau dicalonkan lagi sebagai pimpinan MK hingga masa jabatannya sebagai hakim konstitusi berakhir.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler