Rabu, 19 November 2025

Murianews, JakartaMenteri PUPR atau Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengungkapkan penyesalannya atas respons negatif atas program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Basuki, yang juga menjabat sebagai Ketua Komite BP Tapera, mengaku menyesal karena program tersebut telah memicu kemarahan di kalangan masyarakat.

”Dengan kemarahan ini, saya pikir saya nyesel betul,” ujarnya usai Rapat Kerja di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (6/6/2024) kemarin.

Menurut Basuki, pemerintah telah memiliki program lain untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat melalui Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dana yang dialokasikan untuk program ini mencapai Rp 105 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

”Perlu diketahui bahwa APBN hingga saat ini telah mengalokasikan Rp 105 triliun untuk FLPP, untuk memberikan subsidi bunga. Sedangkan untuk Tapera, dana yang terkumpul mungkin baru mencapai Rp 50 triliun dalam waktu 10 tahun,” lanjutnya.

Basuki menambahkan, tidak perlu terburu-buru dalam mengimplementasikan program Tapera. Pemerintah telah merancang aturan terkait Tapera sejak tahun 2016, namun setelah melakukan evaluasi bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, diputuskan untuk menunda pemungutan iuran hingga tahun 2027 diambil.

”Sebetulnya itu kan dari 2016 undang-undangnya. Kemudian kami dengan Buk Menteri Keuangan dipupuk dulu kredibilitasnya, ini masalah trust. Sehingga kita undur ini, sampai 2027. Menurut saya pribadi, kalau memang ini belum siap, kenapa kita harus tergesa-gesa,” jelas Basuki.

Mengenai usulan dari DPR dan MPR untuk menunda program Tapera, Basuki menyatakan bahwa pihaknya akan mendukung hal tersebut. Menurutnya, penting untuk memperhatikan kesiapan masyarakat dalam menerima program tersebut.

”Jadi kalau misalnya ada usulan, apalagi DPR misalnya, ketua MPR untuk diundur, menurut saya saya sudah kontak dengan Buk Menteri Keuangan juga kita akan ikut,” pungkasnya.

Komentar

Berita Terkini