Krisis Air Bersih di NTB Diprediksi Berlanjut hingga Desember 2024

Cholis Anwar
Rabu, 25 September 2024 12:27:00

Murianews, Mataram – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memperkirakan krisis air bersih akibat musim kemarau masih akan berlangsung hingga Desember 2024.
Kepala BPBD NTB Ahmadi mengatakan, meski beberapa daerah mulai mengalami hujan pada akhir September, wilayah selatan Pulau Lombok dan Sumbawa tetap menghadapi kekurangan air bersih.
”Untuk ketersediaan air minum/air bersih, kemungkinan sampai Desember kita masih akan kekurangan,” ungkap Ahmadi di Mataram, Rabu (25/9/2024).
Ia menambahkan, meskipun curah hujan meningkat, tidak serta merta air mengalir di wilayah selatan karena daerah tersebut membutuhkan waktu untuk proses resapan air tanah.
”Walaupun curah hujan tinggi, belum tentu air langsung mengalir karena butuh waktu resapan,” jelasnya.
Berdasarkan data BPBD NTB, lebih dari 500 ribu warga yang tersebar di 77 kecamatan terdampak oleh kekeringan. Sembilan dari sepuluh kabupaten/kota di NTB telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Selain krisis air bersih, sekitar 10 hektar lahan pertanian juga mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
”Kondisi saat ini merupakan puncak musim kemarau,” tambah Ahmadi.
Untuk mengatasi kekurangan air bersih, BPBD NTB terus melakukan distribusi air ke wilayah-wilayah terdampak. Selain itu, pembangunan sumur bor juga dilakukan di beberapa titik dengan bantuan dari pemerintah pusat melalui BNPB. Namun, khusus di wilayah selatan Pulau Lombok, sumur bor tidak efektif karena tidak ada cekungan air tanah.
”Di wilayah Lombok selatan, sumur bor tidak bisa dilakukan, sehingga kami mendistribusikan air ke sana,” terangnya.
BPBD NTB telah menerima bantuan dana sebesar Rp 300 juta dari BNPB dan alokasi tambahan Rp700 juta dari APBD NTB untuk membeli air dan mendukung operasional mobil tangki. Anggaran ini digunakan untuk menyediakan sekitar 2.000 tangki air bagi masyarakat terdampak.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kekeringan di NTB akan semakin meluas karena puncak musim kemarau masih berlangsung pada bulan September. Potensi hujan di NTB diperkirakan rendah, dengan hujan ringan hingga sedang hanya terjadi di sebagian kecil wilayah.