Saat ini, produksi di setiap dapur masih berada pada tahap awal, dengan rata-rata sekitar 500 porsi per hari.
Namun, Agung memastikan kapasitas produksi akan terus ditingkatkan seiring dengan semakin banyaknya kedatangan jemaah hingga mencapai puncak ibadah haji.
Proses produksi konsumsi ini membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 jam. Sebagai contoh, untuk menyiapkan makan malam, bahan-bahan mulai diracik dan diolah sejak pukul 12.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Agung juga mengingatkan mengenai batas waktu konsumsi makanan siap saji.
”Untuk makan malam misalnya, jam 21.00 sudah tidak disarankan untuk dikonsumsi,” imbaunya.
Murianews, Makkah – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memastikan ketersediaan konsumsi bagi jemaah haji Indonesia. Karena itu, PPIH menyiapkan 55 dapur yang tersebar di Makkah dan Madinah yang menyajikan menu Nusantara.
Mengutip dari laman resmi Kemenag, setiap dapur memiliki kapasitas produksi antara 3.500 hingga 5.000 porsi makanan.
Konsultan Tenaga Ahli Konsumsi PPIH Arab Saudi, Agung Ilham mengatakan, PPIH telah menyiapkan total 55 dapur katering untuk melayani kebutuhan konsumsi jemaah.
Untuk memastikan kualitas, setiap 11 dapur didampingi oleh satu tenaga ahli. Dengan demikian, terdapat lima tenaga ahli yang bertugas di dapur-dapur Makkah dan dua tenaga ahli lainnya di Madinah.
Lebih lanjut, Agung mengungkapkan bahwa seluruh bahan baku makanan yang digunakan di dapur-dapur tersebut didatangkan langsung dari Indonesia, sehingga cita rasa masakan tetap autentik Nusantara.
”Makanan yang disajikan pun bervariasi, dalam bentuk siap saji maupun prasmanan, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi jemaah.” terangnya.
Untuk menjaga standar kualitas dan gizi makanan, setiap dapur diwajibkan mengirimkan dua sampel makanan setiap kali produksi. Dua sampel dikirimkan ke Daerah Kerja (Daker) dan dua sampel lainnya ke KKHI.
”Sampel itu akan dicek gramasi, rasa, dan kualitas makanan tersebut,” tegas Agung.
Kapasitas produksi...
Saat ini, produksi di setiap dapur masih berada pada tahap awal, dengan rata-rata sekitar 500 porsi per hari.
Namun, Agung memastikan kapasitas produksi akan terus ditingkatkan seiring dengan semakin banyaknya kedatangan jemaah hingga mencapai puncak ibadah haji.
Proses produksi konsumsi ini membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 jam. Sebagai contoh, untuk menyiapkan makan malam, bahan-bahan mulai diracik dan diolah sejak pukul 12.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Setelah selesai dikemas dan dimasukkan ke dalam hotbox, makanan siap diantarkan ke hotel-hotel jemaah pada pukul 16.00 WAS dan diharapkan sudah dapat dikonsumsi pada pukul 18.00 WAS.
Agung juga mengingatkan mengenai batas waktu konsumsi makanan siap saji.
”Untuk makan malam misalnya, jam 21.00 sudah tidak disarankan untuk dikonsumsi,” imbaunya.