Rabu, 19 November 2025

Dengan inovasi Profesor Tani ini, lanjut Wakid, para petani dapat mengairi sawah mereka melalui ponsel berdasarkan kondisi tanah, memberikan pupuk berdasarkan kesuburan tanah.

Serta menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan (solar cell). ”Sehingga bertani terasa sangat mudah dan menyenangkan,” katanya. 

Wakid mengklaim, dampak dari Inovasi Profesor Tani ini membuat bertani semakin mudah, menarik dan menguntungkan. Hal inilah yang diharapkan mampu menarik generasi muda di Grobogan untuk bekerja di sektor pertanian.

”Karena saat ini, 78 persen petani di Grobogan didominasi usia tua. Oleh karena itu, regenerasi petani dalam rangka peningkatan ketahanan pangan harus diupayakan,” tandasnya.

Guna menunjang inovasi ini, ruangan aula bidang penyuluhan Dispertan Grobogan pun ia sulap menjadi pusat pengembangan Profesor Tani yang dilengkapi dengan Grup Musik Pajale Band, Perpustakaan Pertanian, SOP dan Panduan merangkai otomatisasi pertanian secara murah dan mudah.

”Juga ada monitoring dan kontrol petani yang didampingi,” imbuhnya.

Kemudian masing-masing kendaraan Penyuluh Pertanian (PPL) dibranding Profesor Tani dan dilengkapi dengan alat uji pH dan kesuburan tanah. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi dan pamor penyuluh pertanian serta memberikan solusi kepada petani berdasarkan kondisi tanah yang terukur.

Hasilnya diklaim akan lebih optimal dan harga jualnya relatif lebih tinggi. Hal tersebut secara otomatis akan berdampak pada peningkatan pendapatan bagi para petani.

Komentar

Terpopuler