Puluhan warga itu datang dengan naik dua truk dan dua mobil. Mereka rata-rata dari kalangan petani yang khawatir sawahnya akan terdampak akibat aktivitas tambang di kawasan yang disebut Gunung Merica itu.
Demo tersebut merupakan lanjutan dari demo-demo sebelumnya. Beberapa waktu lalu, ratusan warga juga sempat melakukan demontsrasi besar-besaran di lokasi tambang.
Purwanto, perwakilan massa aksi dari Dukuh Toplek menyatakan, sampai detik ini masyarakat menolak keras aktivitas tambang yang dilakukan oleh CV Senggol Mekar.
Dia bercerita, sejak tahun 2015 silam, aktivitas tambang sudah banyak beroperasi di Desa Sumberrejo. Lalu pada 2024, CV Senggol Mekar kembali menambang setelah sebelumnya sudah pernah menambang.
”Kami hanya menuntut penutupan tambang. Lokasi tambang (Gunung Merica) itu benar-benar di atas rumah kami,” kata Purwanto.
Berkaca pada tambang-tambang yang sudah lama berjalan, Purwanto khawatir kerusakan akan semakin parah.
Murianews, Jepara – Lebih dari 80 warga Desa Sumberrejo, Kecamatan Donorjo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) menggeruduk kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, Kamis (24/4/2025).
Warga dari Dukuh Pendem dan Dukuh Toplek itu menuntut agar tambang galian C yang berada di wilayahnya ditutup total.
Puluhan warga itu datang dengan naik dua truk dan dua mobil. Mereka rata-rata dari kalangan petani yang khawatir sawahnya akan terdampak akibat aktivitas tambang di kawasan yang disebut Gunung Merica itu.
Demo tersebut merupakan lanjutan dari demo-demo sebelumnya. Beberapa waktu lalu, ratusan warga juga sempat melakukan demontsrasi besar-besaran di lokasi tambang.
Purwanto, perwakilan massa aksi dari Dukuh Toplek menyatakan, sampai detik ini masyarakat menolak keras aktivitas tambang yang dilakukan oleh CV Senggol Mekar.
Dia bercerita, sejak tahun 2015 silam, aktivitas tambang sudah banyak beroperasi di Desa Sumberrejo. Lalu pada 2024, CV Senggol Mekar kembali menambang setelah sebelumnya sudah pernah menambang.
”Kami hanya menuntut penutupan tambang. Lokasi tambang (Gunung Merica) itu benar-benar di atas rumah kami,” kata Purwanto.
Berkaca pada tambang-tambang yang sudah lama berjalan, Purwanto khawatir kerusakan akan semakin parah.
Tanah Longsor...
Sejauh ini, dampak buruk yang dialami warga yaitu kerusakan jalan, kecelakaan lalu lintas akibat banyaknya material tambang di jalan, mengganggu aktivitas lalu lintas saat jam sibuk, polusi udara dan suara.
Aktivitas pengerukan, kata dia, juga menyebabkan tanah longsor. Selain itu, aktivitas tambang yang sudah lama berlangsung oleh berbagai CV, di Desa Sumberrejo telah menyebabkan pengendapan sungai dan banjir.
Lahan pertanian juga mengalami gagal panen karena tidak bisa lagi digunakan selama berbulan-bulan.
Dia menyontohkan, tanah bergerak dan longsor juga menimbun pemukiman warga di Dukuh Alang-Alang Ombo yang menyebabkan kerusakan parah dan relokasi rumah.
”(Dampak) Paling besar ada di pertanian. Irigasi mampet. Sumber air bersih juga berkurang. Sehingga kami tegas menolak tambang tersebut,” tandas Purwanto.
Editor: Dani Agus