“Kecuali setelah imunisasi, besoknya ngedrop, nah, itu ya bisa jadi ada indikasi akibat imunisasi,” imbuh dia.
Alsy menilai, pasca imunisasi tidak ada perawatan yang baik antara dari orang tua maupun bidan setempat. Meski begitu, ia meminta semua pihak untuk tidak saling menyalahkan.
Murianews, Jepara – Bayi 2,5 bulan dari pasangan Mauliddiva Muhammad Kenangkana (26) dan Reza Meutia Agustina (20), warga Desa Wanusobo, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) meninggal diduga karena imunisasi.
Diva mengatakan, berdasarkan keterangan dokter yang merawat anaknya di RS PKU Muhammadiyah Mayong penyebab kematian anaknya adalah karena infeksi bakteri yang berasal dari imunisasi hingga bayi mengalami lambung kosong, luka dan kotor.
“Saat disedot pakai selang, memang keluar cairan kotor. Kata dokternya memang akibat infeksi bakteri dari imunisasi,” kata Diva saat ditemui Murianews.com di rumahnya, Rabu (9/7/2025).
Saat dikonfirmasi Murianews.com lewat sambungan telepon, Rabu petang, dr Rachmad Alsy Fandi menyatakan saat bayi dirawat di RS PKU Muhammadiyah, dia tidak sepenuhnya menangani bayi itu.
“Saya menangani itu pas kondisi kegawatan waktu di ICU. Pasang ventilator,” kata Alsy.
Soal keterangan yang disampaikan Diva, dr Alsy tidak membenarkan seluruhnya. Dia menjelaskan, saat di IGD, keluarga bayi menyampaikan paha bayi bengkak setelah diimunisasi.
Adapun diagnosa saat masuk IGD itu, ungkap dia, bayi tersebut memang mengalami infeksi. Namun, sumber infeksinya tak diketahui.
”Tapi sumber infeksinya harus digali (diteliti). Apakah murni dari situ (imunisasi) atau yang lain,” jelas dia.
Pembengkakan...
Ia mengungkapkan, usai penyuntikan imunisasi memang terkadang bisa menimbulkan bengkak. Jika pembengkakan dibiarkan, berpotensi menimbulkan infeksi. Namun, dia meyakini proses imunisasi dipastikan steril dari bakteri.
Diagnosa berikutnya, bayi juga mengalami dehidrasi berat karena kejang.
Soal lambung kosong, kotor dan luka, Alsy menegaskan tidak pernah menyatakan itu pada orang tua bayi.
Adapun faktor lain berdasarkan hasil laboratorium, Alsy menyebut ada dugaan kelainan pada trombosit. Soal itu pun sudah dilakukan pengecekan. Hanya saja, dia tidak melihat lagi hasil terbarunya.
Dari hasil pemeriksaannya, Alsy menyimpulkan kematian bayi tersebut karena mengalami shock hypovolemic atau kondisi darurat medis akibat dehidrasi berat karena muntah berulang, infeksi yang sudah menyebar dan kejang.
”Penyebab kematiannya banyak faktor. Karena dehidrasi, demamnya terlalu tinggi, kejang, infeksi. Tidak semata-mata infeksi saja,” terang dia.
Tak Bisa Menyimpulkan...
Di sisi lain, Alsy tidak bisa menyimpulkan kematian bayi itu sepenuhnya akibat imunisasi. Dia menjelaskan, proses kondisi shock hypovolemic itu berjenjang. Sebab pemberian imuniasi, sudah hampir dua pekan sebelumnya.
“Kecuali setelah imunisasi, besoknya ngedrop, nah, itu ya bisa jadi ada indikasi akibat imunisasi,” imbuh dia.
Alsy menilai, pasca imunisasi tidak ada perawatan yang baik antara dari orang tua maupun bidan setempat. Meski begitu, ia meminta semua pihak untuk tidak saling menyalahkan.
Editor: Zulkifli Fahmi