Itu diungkapkan salah satu pembudidaya ikan lele, Suyatno asal Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (23/11/2024).
Ia pun berharap, sektor perikanan menjadi perhatian. Sebab, program ketahanan pangan sekaligus adanya program makan bergiz gratis, pastinya akan ada menu ikan, salah satunya lele.
’’Ada program makan siang bergizi gratis, itu pasti akan ada ikan lele. Harapannya di Kudus bisa menggandeng pembudidaya ikan lele lokal untuk mencukupi kebutuhan itu,’’ sebutnya.
Sejauh ini, dari pihak dinas maupun pemerintah belum ada yang menghubunginya. Tentu ia akan menyambut baik jika pengadaan diarahkan ke pembudidaya langsung.
Menurutnya, salah satu keresahan para pembudidaya ikan lele di Kudus saat ini, yakni harganya yang hanya menyentuh Rp 19.000 per kilogram.
Ia pun tak mengetahui lesunya harga ikan lele. Ia hanya bisa menduganya, yakni karena perekonomian yang belum stabil.
’’Kurang tau, biasanya bisa mencapai Rp 23 ribu per kilogram. Namun, hingga kini masih lesu,’’ jelasnya kepada Murianews.com, Sabtu (23/11/2024).
Murianews, Kudus – Program ketahanan pangan yang digaungkan pemerintah diharapkan menjadi angin segar bagi para pembudidaya ikan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Itu diungkapkan salah satu pembudidaya ikan lele, Suyatno asal Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (23/11/2024).
Ia pun berharap, sektor perikanan menjadi perhatian. Sebab, program ketahanan pangan sekaligus adanya program makan bergiz gratis, pastinya akan ada menu ikan, salah satunya lele.
’’Ada program makan siang bergizi gratis, itu pasti akan ada ikan lele. Harapannya di Kudus bisa menggandeng pembudidaya ikan lele lokal untuk mencukupi kebutuhan itu,’’ sebutnya.
Sejauh ini, dari pihak dinas maupun pemerintah belum ada yang menghubunginya. Tentu ia akan menyambut baik jika pengadaan diarahkan ke pembudidaya langsung.
Menurutnya, salah satu keresahan para pembudidaya ikan lele di Kudus saat ini, yakni harganya yang hanya menyentuh Rp 19.000 per kilogram.
Ia pun tak mengetahui lesunya harga ikan lele. Ia hanya bisa menduganya, yakni karena perekonomian yang belum stabil.
’’Kurang tau, biasanya bisa mencapai Rp 23 ribu per kilogram. Namun, hingga kini masih lesu,’’ jelasnya kepada Murianews.com, Sabtu (23/11/2024).
Bergantung Pakan Pabrikan...
Menurutnya, kondisi itu membuat budidaya ikan lele di Kudus kalah saing dengan daerah lain. Sebab, di kudus masih bergantung pada pakan pabrikan.
Akibatnya, ikan lele harnya sedikit mahal. Berbeda dengan di daerah lain yang sudah banyak pilihan pakan alternatif untuk ikan lele, sementara di Kudus pilihan pakan alternatif masih minim.
’’Di Kudus itu paling hanya ayam tiren (mati kemaren). Kami coba itu (malah) sedikit terhambat perkembangannya,’’ ujarnya.
Dengan adanya perhatian itu, ia pun berharap perkembangan budidaya ikan lele di Kudus bisa lebih baik lagi ke depannya. Terutama dalam persoalan harga di pasaran.
Selain itu, ia berpesan kepada anak muda untuk tidak takut terjun ke dunia budidaya ikan termasuk lele. Menurutnya anak muda tidak hanya bergantung pada dunia industri untuk bekerja.
Namun, anak muda juga bisa membuka lapangan kerja sendiri. Baginya, prospek budidaya ikan di Kudus masih terbuka luas.
’’Peluangnya masih bagus, sebab saat ini banyak ikan-ikan yang di Kudus mengambil dari luar daerah. Seharusnya kita sendiri yang mengisinya. Anak muda harus terkibat untuk ketahanan pangan di Kudus sendiri,’’ pungkasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi