Panen Raya di Kudus Belum Mampu Penuhi Ketahanan Pangan, Ini Sebabnya
Muhamad Fatkhul Huda
Jumat, 14 Februari 2025 15:24:00
Murianews, Kudus – Panen raya masa tanam pertama (MT 1) di Kabupaten Kudus tengah berlangsung. Luas tanam yang akan dipanen ini mencapai sekitar 8.000 hektare.
Namun, panen kali ini belum mampu memenuhi ketahanan pangan daerah, karena mayoritas petani di Kecamatan Undaan lebih memilih menanam padi ketan dibandingkan padi konsumsi biasa.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kudus, Agus Setiawan mengatakan, sekitar 5.000 hingga 6.000 hektare lahan sawah yang dipanen saat ini berada di wilayah Kecamatan Kaliwungu dan Undaan.
Dari total tersebut, Kecamatan Undaan mendominasi dengan hasil panen padi ketan yang tidak termasuk dalam kategori bahan pangan utama.
”Kita kehilangan sekitar 5.000 hektare sendiri karena padi ketan bukan bahan pangan dalam arti ketahanan pangan,” ujar Agus kepada Murianews.com, Jumat (14/2/2025).
Menurutnya, petani di Undaan lebih memilih menanam padi ketan karena nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan padi konsumsi biasa.
Sementara itu, padi konsumsi lebih banyak ditanam untuk kebutuhan rumah tangga dan tidak diperjualbelikan dalam skala besar.
Di sisi lain, di Kecamatan Kaliwungu, luas panen padi pada masa tanam pertama ini hanya sekitar 600 hektare.
Ketahanan pangan...
Kondisi ini dinilai belum cukup untuk mencukupi kebutuhan pangan lokal. Oleh karena itu, Agus menegaskan perlunya intervensi dari pemerintah agar petani lebih terdorong menanam padi konsumsi guna menjaga ketahanan pangan daerah.
“Gabah hasil panen petani harus dibeli oleh Bulog dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram agar petani memiliki kepastian harga dan tetap tertarik menanam padi konsumsi,” tambahnya.
Dari sisi produktivitas, rata-rata hasil panen di Kudus mencapai 6,6 ton per hektare. Namun, karena mayoritas produksi berasal dari padi ketan, kebutuhan pangan masyarakat tetap belum terpenuhi secara optimal.
Editor: Cholis Anwar



