Lebih lanjut, Bupati Arief mengingatkan agar pengelolaan sumur minyak masyarakat tetap memperhatikan aspek legalitas dan keselamatan. Sehingga kejadian kebakaran sumur minyak tidak terjadi lagi di Blora.
“Lahan masyarakat, jadi memang bisa dikata ini sumur masyarakat yang belum legal. Kami menghimbau agar masyarakat menahan diri, menunggu izin resmi sesuai Permen 14 Tahun 2025. Apalagi lokasi sumur ini berada di tengah permukiman, sangat rawan terhadap bahaya,” terangnya.
Lokasi Sumur Minyak Gandu yang berada di belakang rumah memang disayangkan. Seharusnya kegiatan pengeboran minnyak ini tetap mengutamakan keamanan dan faktor lainnya.
Sementara itu, Plt Kalak BPBD Blora, Mulyowati, menjelaskan kebakaran Sumur Minyak Gandu bermula dari aktivitas pengeboran yang diduga memicu percikan api. Karena memang berhubungan dengan minyak bumi, kebakaran besar tak bisa dihindarkan.
“Sekitar pukul 11.30 sempat terjadi ledakan, memunculkan percikan yang langsung menyambar ke rumah warga. Bu Tanek meninggal seketika, disusul dua korban lainnya,” jelasnya.
Dari kebakaran Sumur Minyak Gandu ini, sedikitnya ada 50 KK yang kini terpaksa mengungsi untuk sementara waktu. Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, menyatakan pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi.
“Setelah api padam, tim Labfor Polda Jateng akan melakukan penyelidikan mendalam. Kami bersama Forkopimda juga sudah berkoordinasi untuk memperketat pengawasan aktivitas sumur masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Murianews, Blora – Suasana duka menyelimuti Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, pasca terjadinya kebakaran sumur minyak yang dikelola masyarakat pada Minggu siang (17/8/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.
Musibah kebakaran sumur minyak ini telah merenggut tiga korban jiwa, masing-masing Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50). Sementara dua korban lainnya, Yeti (27) bersama anak balitanya, masih menjalani perawatan intensif di RS Sardjito, Yogyakarta, dalam kondisi kritis.
Selain merenggut korban jiwa, kebakaran Sumur Minyak Gandu juga mengakibatkan satu rumah warga rusak berat dan tiga rumah rusak sedang. Sejumlah ternak, di antaranya enam ekor sapi dan tiga ekor kambing, berhasil diungsikan.
Hingga Senin siang (18/8/2025) pukul 11.30 WIB, kobaran api masih menyala dengan kepulan asap hitam membumbung tinggi di atas permukiman warga. Meski demikian kebakaran Sumur Minyak Gandu sudah relatif bisa dikendalikan.
Menanggapi peristiwa kebakaran Sumur Minyak Gandu ini, Bupati Blora, H. Arief Rohman bersama Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto, Dandim 0721 Blora, BPBD Blora, Satpol PP Blora dan Damkar Blora, serta Baznas Blora, turun langsung meninjau lokasi kejadian.
“Atas nama pemerintah dan pribadi, Tentunya kami prihatin dengan kejadian ini. Kami mengucapkan bela sungkawa kepada korban semoga husnul khatimah” ungkap Bupati Arief Rohman terkait terbakarnya Sumur Minyak Gandu ini.
Bupati Blora menambahkan, pihaknya telah melaporkan kejadian ini ke Kementerian ESDM, SKK Migas, serta Gubernur Jawa Tengah. Setelahnya diharapkan ada penanganan yang lebih khusus mengingat yang terbakar adalah sumur minyak.
“Prioritas utama kita adalah memadamkan api dan memastikan warga sekitar dalam kondisi aman. Sebagian warga sudah kita ungsikan untuk menghindari risiko lebih lanjut,” tegasnya.
Aspek Legal dan Keselamatan...
Lebih lanjut, Bupati Arief mengingatkan agar pengelolaan sumur minyak masyarakat tetap memperhatikan aspek legalitas dan keselamatan. Sehingga kejadian kebakaran sumur minyak tidak terjadi lagi di Blora.
“Lahan masyarakat, jadi memang bisa dikata ini sumur masyarakat yang belum legal. Kami menghimbau agar masyarakat menahan diri, menunggu izin resmi sesuai Permen 14 Tahun 2025. Apalagi lokasi sumur ini berada di tengah permukiman, sangat rawan terhadap bahaya,” terangnya.
Lokasi Sumur Minyak Gandu yang berada di belakang rumah memang disayangkan. Seharusnya kegiatan pengeboran minnyak ini tetap mengutamakan keamanan dan faktor lainnya.
Sementara itu, Plt Kalak BPBD Blora, Mulyowati, menjelaskan kebakaran Sumur Minyak Gandu bermula dari aktivitas pengeboran yang diduga memicu percikan api. Karena memang berhubungan dengan minyak bumi, kebakaran besar tak bisa dihindarkan.
“Sekitar pukul 11.30 sempat terjadi ledakan, memunculkan percikan yang langsung menyambar ke rumah warga. Bu Tanek meninggal seketika, disusul dua korban lainnya,” jelasnya.
Dari kebakaran Sumur Minyak Gandu ini, sedikitnya ada 50 KK yang kini terpaksa mengungsi untuk sementara waktu. Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, menyatakan pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi.
“Setelah api padam, tim Labfor Polda Jateng akan melakukan penyelidikan mendalam. Kami bersama Forkopimda juga sudah berkoordinasi untuk memperketat pengawasan aktivitas sumur masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Pertaminan dan SKK MIgas...

Dukungan penanganan juga datang dari Pertamina dan SKK Migas. Kedua institusi ini menurunkan bantuan teknis untuk memadamkan api di Sumur Minyak Gandu. Termasuk menyarankan metode pengurugan sumur dengan tanah menggunakan bantuan eskavator dan pantauan drone agar lebih efektif.
Selain itu, BPBD Blora bersama Damkar Blora berupaya memutus aliran limbah minyak guna mencegah api merambat lebih jauh dari Sumur Minyak Gandu yang terbakar. Pemkab Blora melalui BAZNAS dan Dinas Sosial P3A turut menyalurkan bantuan bagi keluarga korban dan warga terdampak.
Editor: Budi Santoso