Murianews, Grobogan – Kekeringan yang setiap tahun berulang terjadi di Grobogan, Jawa Tengah menjadi perhatian Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Grobogan. PMII Grobogan ingin ada solusi jangka panjang agar kekeringan bisa ditekan seminimal mungkin.
Ketua PMII Grobogan Umar Haji Mussa'id mengatakan, kekeringan di Grobogan pada tahun ini cukup parah. Salah satu indikasinya, desa yang mengajukan air bersih sudah 74 desa.
”Peningkatan desa yang meminta air bersih dari pekan ke pekan sangat signifikan. Bukan tidak mungkin, beberapa pekan ke depan masih ada tambahan desa lagi hingga mencapai lebih dari 100 desa,” katanya, Sabtu (26/8/2023).
Menurut Umar, bantuan air bersih yang selama ini diberikan pemerintah daerah melalui BPBD Grobogan sudah bagus sebagai solusi jangka pendek. Namun, kekeringan pada tahun-tahun mendatang harus dipikirkan untuk diatasi.
”Pemberian air bersih kepada masyarakat memang bagus, tetapi solusi jangka panjangnya harus terus dipikirkan,” imbuhnya.
Umar menyebut, salah satu penyebab kekeringan adalah hutan banyak yang sudah gundul. Karena itu, alternatif solusinya yakni reboisasi atau penghijauan.
”Gundulnya hutan diakui atau tidak diakui menjadi penyebab kekeringan, dan juga banjir pada musim hujan. Pohon bisa memberikan cadangan air. Kalau habis ditebang, maka masyarakat kehilangan cadangan air hingga sumur gampang kering, akhirnya kekeringan,” paparnya.
Umar menyebut, Pemkab Grobogan bisa mencoba mewajibkan masyarakat menanam pohon sekaligus merawatnya. Apabila satu orang diwajibkan menanam pohon
”Pemerintah bisa mewajibkan masyarakat memakai masker, maka seharusnya bisa mencoba mewajibkan menanam pohon sekaligus merawat. Bagi yang tidak punya bisa dimintakan ke dinas. Tapi tentu juga harus diikuti penghentian penebangan pohon liar di hutan-hutan,” tandasnya.
Editor: Supriyadi



