Banjir Tahunan di Grobogan Jadi PR Besar Pemda
Saiful Anwar
Selasa, 5 Maret 2024 19:58:00
Murianews, Grobogan – Banjir yang hampir selalu terjadi setiap tahun menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi pemda atau Pemkab Grobogan.
Pemkab terus mencari solusi persoalan tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Riptaloka Setda Grobogan, Selasa (5/3/2024).
Sekda Grobogan Anang Armunanto mengatakan, melalui FGD terssebut pihaknya ingin lebih mengetahui penyebab banjir, terutama yang terjadi pada awal Februari 2024. Dengan begitu, pihaknya bisa menganalisa sejauh mana banjir tersebut dapat diantisipasi.
”Kami minta Bappeda menggelar FGD terkait penanganan banjir, lebih-lebih awal 2024 kemarin terjadi lumayan besar. Perlu kita ketahui sebabnya apa, kemudian sejauh mana bisa diantisipasi. Termasuk langkah-langkah menyiapkan sesuai kewenangannya, baik oleh pemerintah pusat melalui balai besar yang ada, provinsi, dan kabupaten sendiri,” paparnya.
Anang menuturkan, FGD tersebut penting digelar, apalagi saat ini pihaknya tengah menyusun perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah.
”Sehingga, isu banjir menjadi isu strategis yang bisa kita rencanakan, baik jangka menengah maupun panjang,” imbuhnya.
Dari paparan dalam FGD tersebut, pihaknya tak bisa memungkiri bahwa salah satu penyebab banjir adalah banyaknya lahan hujan yang ditanami tanaman musiman. Akibat hal tersebut, air hujan tidak bisa meresap alias langsung mengalir ke sungai yang rentan hingga terjadi jebol dan akhirnya banjir.
”Kalau kita lihat hulunya, maaf, misalnya tutupan lahannya rata-rata menjadi tanaman musiman. Maka air otomatis tidak meresap, langsung mengalir, run off. Maka ketika tampungan sungai kita ini tidak muat, apalagi sedimenasi, maka kekuatan tanggul pertaruhan, maka ketika tanggul jebol jadilah banjir,” jelasnya.
Meski demikian, pihaknya tak mungkin menyalahkan pihak tertentu dari peristiwa tersebut. Sekda Anang mengatakan, untuk penanganan banjir harus dengan kolaborasi antar unsur.
”Kalau saya menyimak arahnya begitu. Harapan kami, di FGD-FGD beerikutnya dapat diketahui ternyata persoalan ini, lho. Di DAS (daerah aliran sungai) sana yang harus ditangani begini. Yang di tengah, hulu, sampai begini, seperti apa. Bukan saling menyalahkan, mestinya kolaborasi. Misalnya sosilisasi, agar tidak menebang sembarangan. Menanam kembali pohon-pohon tegakan,” tandasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Banjir yang hampir selalu terjadi setiap tahun menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi pemda atau Pemkab Grobogan.
Pemkab terus mencari solusi persoalan tersebut melalui berbagai cara, salah satunya dengan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Riptaloka Setda Grobogan, Selasa (5/3/2024).
Sekda Grobogan Anang Armunanto mengatakan, melalui FGD terssebut pihaknya ingin lebih mengetahui penyebab banjir, terutama yang terjadi pada awal Februari 2024. Dengan begitu, pihaknya bisa menganalisa sejauh mana banjir tersebut dapat diantisipasi.
”Kami minta Bappeda menggelar FGD terkait penanganan banjir, lebih-lebih awal 2024 kemarin terjadi lumayan besar. Perlu kita ketahui sebabnya apa, kemudian sejauh mana bisa diantisipasi. Termasuk langkah-langkah menyiapkan sesuai kewenangannya, baik oleh pemerintah pusat melalui balai besar yang ada, provinsi, dan kabupaten sendiri,” paparnya.
Anang menuturkan, FGD tersebut penting digelar, apalagi saat ini pihaknya tengah menyusun perencanaan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah.
”Sehingga, isu banjir menjadi isu strategis yang bisa kita rencanakan, baik jangka menengah maupun panjang,” imbuhnya.
Dari paparan dalam FGD tersebut, pihaknya tak bisa memungkiri bahwa salah satu penyebab banjir adalah banyaknya lahan hujan yang ditanami tanaman musiman. Akibat hal tersebut, air hujan tidak bisa meresap alias langsung mengalir ke sungai yang rentan hingga terjadi jebol dan akhirnya banjir.
”Kalau kita lihat hulunya, maaf, misalnya tutupan lahannya rata-rata menjadi tanaman musiman. Maka air otomatis tidak meresap, langsung mengalir, run off. Maka ketika tampungan sungai kita ini tidak muat, apalagi sedimenasi, maka kekuatan tanggul pertaruhan, maka ketika tanggul jebol jadilah banjir,” jelasnya.
Meski demikian, pihaknya tak mungkin menyalahkan pihak tertentu dari peristiwa tersebut. Sekda Anang mengatakan, untuk penanganan banjir harus dengan kolaborasi antar unsur.
”Kalau saya menyimak arahnya begitu. Harapan kami, di FGD-FGD beerikutnya dapat diketahui ternyata persoalan ini, lho. Di DAS (daerah aliran sungai) sana yang harus ditangani begini. Yang di tengah, hulu, sampai begini, seperti apa. Bukan saling menyalahkan, mestinya kolaborasi. Misalnya sosilisasi, agar tidak menebang sembarangan. Menanam kembali pohon-pohon tegakan,” tandasnya.
Editor: Zulkifli Fahmi