Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Puluhan warga yang tinggal di tengah hutan Grobogan memang terbilang nekat. Pasalnya, mereka harus menyusuri tengah rel aktif saat keluar masuk pemukiman melalui Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo.

Hal itu pula yang dialami Murianews.com saat ke lokasi, Selasa (7/5/2024) kemarin. Setelah perjalanan beberapa kilometer lewat pinggiran rel berupa jalan setapak dan banyak batu koral itu, kemudian terdapat sungai kecil, semacam sungai irigasi. Jalan setapak itu pun putus.

Satu-satunya jalan adalah melewati tengah rel aktif. Meskipun hanya sekitar 10 sampai 15 meter, namun tentu saja butuh nyali tersendiri untuk melintasi ke tengah rel aktif itu.

Bila tak beruntung dan kebetulan ada kereta lewat, kejadian buruk bisa tak terelakkan. Murianews.com pun melintasi tengah rel aktif itu tanpa bimbingan warga yang memahami kapan waktu kereta melintas.

Namun, tentu saja dengan beberapa kali mengecek dua arah rel itu. Setelah sekiranya aman tak ada suara kereta, baru bisa melintas.

Syukurnya, tak ada kereta lewat saat itu. Kereta penumpang kemudian lewat sekitar 3 menit kemudian.

Menyadari tinggal di dekat rel dan menjadikan pinggiran rel jadi akses utama, warga yang tinggal di tengah hutan kramat antara Kecamatan Tanggungharjo dan Kedungjati itu sampai hafal jam kereta lewat.

Saat warga itu akan pulang, sang warga terlebih dahulu menunggu kereta lewat. Dia menguntit di belakang kereta sehingga aman tak bakal ada kereta melintas dalam waktu dekat.

Setiap akan melintasi tengah rel, mereka juga selalu lebih dulu memasang telinga, mendengarkan lebih seksama untuk memastikan tak ada suara kereta.  Setelahnya, baru mereka berani melintas.

Untuk bisa sampai ke pemukiman warga di tengah hutan itu, setidaknya bisa ditempuh dengan tiga cara. Pertama lewat pinggiran rel dari Desa Sugihmanik, Tanggungharjo.

Kedua lewat pingggiran rel pula dari Kecamatan Kedungjati. Dan ketiga lewat tengah hutan yang nantinya tembus ke jalan Gubug-Salatiga. 

Darto, salah satu warga yang tinggal di tengah hutan kramat itu mengatakan, rute melalui pinggiran rel dari Kedungjati lebih aman. Sebab, mereka hanya butuh sekali menyebrang rel. 

”Dari Kedungjati lebih aman. Hanya sekali menyebrang. Tidak ada yang sampai harus ke tengah rel,” ujar dia di rumahnya yang sederhana.

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler