”Jadi, tagline, ditujukan untuk eksternal bukan internal,” ucapnya.
”Salah satu dosen dalam forum itu bilang, contoh ekstrem dari Las Vegas dan menyebutkan Sin City sebagai city branding Las Vegas. Sin City itu bukan city branding Las Vegas, tapi sekelas Kota Swike untuk julukan Purwodadi,” ujar dia.
Murianews, Grobogan – Calon tagline Grobogan, yakni ”Gumreget, Gumregah, Gumregut” mendapat kritik dari penulis Grobogan, Badiatul Muchlisin Asti. Dia menilai, calon tagline tersebut kurang memikat.
”Tagline ini tidak cocok untuk memikat masyarakat luar, apalagi masyarakat internasional. Orang Australia atau Amerika pasti gagap untuk mengeja tagline itu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/11/2024).
Tidak hanya itu, dalam tagline tersebut tidak memberikan filosofi yang lebih mendalam. Hanya bersemangat dan bangkit.
”Kemudian, setelah tahu artinya, terus apa? Sekedar info bahwa orang Grobogan sedang bersemangat dan bangkit?” lanjutnya.
Asti menyebut, inti city branding adalah membangun citra sebuah daerah untuk menarik dan memikat orang luar untuk datang dan berinvestasi ke daerah bersangkutan. Karenanya, tagline tersebut disebutnya kurang mengena.
Dia menjabarkan, tagline itu juga kurang mencerminkan Grobogan. Menurutnya, tagline city branding mesti mencerminkan dan merepresentasikan potensi daerah bersangkutan.
”Tagline ’Gumreget’ dan seterusnya tidak mencerminkan basis local genius Grobogan. Apa hubungannya ’Gumreget, Gumregah’ dengan potensi dan kearifan lokal Grobogan?” imbuhnya.
Lebih cocok internal...
Lebih lanjut, Asti menyebut, tagline city branding yang baik haruslah yang mencerminkan dan merepresentasikan potensi dan local genius daerah tersebut. yakni dengan tujuan memikat masyarakat luar.
”Jadi, tagline, ditujukan untuk eksternal bukan internal,” ucapnya.
Asti mengatakan, tagline ”Gumreget, Gumregah, dan Gumregut” lebih cocok ditujukan untuk internal daripada eksternal. Yakni dengan tujuan memotivasi masyarakatnya sendiri agar bangkit dan bersemangat mengejar ketertinggalan.
Dia juga menyinggung apa yang sempat dipaparkan salah satu dosen saat pemaparan city branding Grobogan baru-baru ini. Saat itu, dosen tersebut memberikan contoh branding Las Vegas yang disebut sebagai ”Sin City” atau Kota Dosa.
”Salah satu dosen dalam forum itu bilang, contoh ekstrem dari Las Vegas dan menyebutkan Sin City sebagai city branding Las Vegas. Sin City itu bukan city branding Las Vegas, tapi sekelas Kota Swike untuk julukan Purwodadi,” ujar dia.
Editor: Cholis Anwar