Berdasarkan laporan BPBD Grobogan, ketiga desa itu yakni Desa Lemahputih dan Kronggen, Kecamatan Brati serta Desa Kandangrejo, Kecamatan Klambu.
Kemudian, di Desa Kandangrejo, ada 92 rumah dan 500 hektare persawahan padi siap panen tergenang.
Kepala Pelaksana BPBD Grobgoan Wahyu Tri Darmawanto menyebutkan, secara total ada 95 desa dari 14 kecamatan yang terdampak dengan 18.924 rumah tergenang. Atau sekitar sepertiga wilayah Grobogan terdampak banjir kali ini.
”Untuk rumah hilang atau hanyut ada 12 rumah. Satu di Desa Papanrejo dan sebelas lainnya di Desa Baturagung, sama-sama di Kecamatan Gubug,” ungkap Wahyu.
Murianews, Grobogan – Meski sebagian sudah surut, banjir Grobogan masih menggenangi sejumlah desa masih tergenang. Tercatat, ada tiga desa yang masih tergenang.
Berdasarkan laporan BPBD Grobogan, ketiga desa itu yakni Desa Lemahputih dan Kronggen, Kecamatan Brati serta Desa Kandangrejo, Kecamatan Klambu.
Banjir di Lemahputih menggenangi 481 rumah dan sawah sekitar 65 hektare. Sedangkan, di Kronggen, total ada 244 rumah dan 228 hektare sawah terdampak banjir.
Kemudian, di Desa Kandangrejo, ada 92 rumah dan 500 hektare persawahan padi siap panen tergenang.
Kepala Pelaksana BPBD Grobgoan Wahyu Tri Darmawanto menyebutkan, secara total ada 95 desa dari 14 kecamatan yang terdampak dengan 18.924 rumah tergenang. Atau sekitar sepertiga wilayah Grobogan terdampak banjir kali ini.
”Untuk rumah hilang atau hanyut ada 12 rumah. Satu di Desa Papanrejo dan sebelas lainnya di Desa Baturagung, sama-sama di Kecamatan Gubug,” ungkap Wahyu.
Sementara, rumah rusak berat atau roboh terdapat 38 unit rumah. Tersebar di Desa Papanrejo (15 rumah), Baturagung (22 rumah) satu rumah lainnya di Desa Tunggu, Kecamatan Penawangan.
Wilayah Terparah...
Dari total 14 kecamatan, dampak terparah memang dialami desa-desa di Kecamatan Gubug, Purwodadi, Godong, dan Penawangan.
Di Kecamatan Gubug, ada 17 desa terdampak dengan dua titik besar jebolan Sungai Tuntang, yakni di Desa Papanrejo dan Baturagung.
Di Kecamatan Godong, ada 13 desa terdampak banjir kali ini. Dampak terbesar tentu dialami Desa Tinanding, di mana terdapat titik tanggul Sungai Tuntang yang jebol di dekatnya. Jebolan tanggul di titik ini juga yang menyebabkan Jalan Purwodadi-Semarang sempat putus.
Di Kecamatan Purwodadi, BPBD melaporkan ada lebih dari 4 ribu rumah tergenang akibat banjir awal 2025 ini. Dari pantauan Murianews.com, bahkan halaman kantor Bupati Grobogan sempat tergenang pada puncak banjir.
Di Kecamatan Penawangan, ada 12 desa yang terdampak banjir. Hal itu akibat jebolnya Sungai Tlecer di Desa Tunggu.
Editor: Zulkifli Fahmi