Sabtu, 14 Juni 2025

Murianews, PatiSungai Juwana mengering sejak beberapa pekan lalu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mereka khawatir mengalami gagal panen saat musim kemarau 2024 ini.

Salah satu petani yang menunjukkan kekhawatirannya itu adalah Iskandar. Petani asal Desa Banjarsari itu mengaku mengaku sawahnya mengalami kekeringan lantaran sudah tidak bisa mendapat suplai air dari Sungai Juwana.

”Bagi kami petani ya terkendala. Karena saat ini kami habis tandur (tanam padi) dan membutuhkan air yang cukup. Tapi sungainya ndak ada air ya ndak bisa mengaliri sawah. Sehingga pertumbuhan tanaman terhambat,” kata petani berusia 57 tahun itu kepada Murianews.com, Rabu (11/9/2024).

Diungkapkannya, tidak hanya petani di desanya yang mengeluhkan keadaan ini. Sejumlah petani di desa lainnya juga mengeluhkan hal yang serupa, menyusul Sungai Juwana mengering.

Jumlah luasan sawah yang terdampak karena Sungai Juwana mengering, cukup besar. Untuk luasan sawah di desanya saja, setidaknya mencapai sekitar 20 hektare lebih.

”Banjarsari, Ngantru. Kalau Dukuh Banjarsari, Desa Banjarsari ya sekitar 20 hektare. Ini sudah tandur tapi kan terhambat untuk mengaliri sawah,” ungkap Iskandar.

Kondisi ini berbeda dengan sebelum tahun 2024. Sebelumnya, saat musim kemarau para petani di Desa Banjarsari masih mendapatkan suplai air yang cukup dari Sugai Juwana.

”Tahun kemarin tiga kali panen. Tahun ini tiga kali tanam tapi terkendala ndak ada air. Kalau tanam pertama kan terkendala banjir, khawatir gagal penen juga,” ujar Iskandar.

Pada tahun lalu, air di Sungai Juwana juga mengering, namun kondisinya tak separah yang terjadi tahun ini. Pada musim kemarau 2024 ini, dasar Sungai Juwana bahkan sampai terlihat. Sepanjang hidupnya, baru kali ini melihat fenomena ini.

Iskandar menduga, Sungai Juwana mengering lantaran mulai dioperasikannya Bendung Karet di di Desa Bungasrejo, Kecamatan Jakenan, Pati. Besar kemungkinan air terhenti di bendungan itu.

”Saya kira dampak bendungan. Air laut biasanya naik kalau ndak ada bendungan. Adanya bendungan air ndak bisa naik ke sini. Apalagi ndak ada sumber dari hulu sehingga kering di sini,” tutur Iskandar.

Ari Subekti, Humas Jaringan Masyarakat Pedulis Sungai Juwana (Jampisawan) Pati juga menduga kondisi ini diakibatkan mulai beroperasinya Bendungan Karet. Selain tentu saja karena faktor musim kemarau.

Apalagi hingga saat ini belum ada sosialisasi dari pihak BBWS kepada para petani tentang volume air usai beroperasinya Bendung Karet. Hal ini membuat pemanfaatan air Sungai Juwana tidak terkendali dan membuat sungai mengering.

”Menurut kami penyebab utama adalah sungai yang ditutup oleh Bendung Karet. Karena tidak ada analisis yang sesuai,” imbuh Ari.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Terpopuler