Desa-desa itu berada di pinggir Sungai Juwana Pati. Akibatnya, ratusan rumah warga di desa tersebut terdampak banjir.
Desa yang paling terdampak banjir kali ini yakni Desa Doropayung. Ketinggian air di sana berkisar mulai 5 sentimeter hingga 80 sentimeter. Jalan desa, pekarangan hingga rumah warga tergenang banjir.
Perangkat Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Saleh, mengatakan, banjir kali ini merupakan yang kedua kali.
Banjir sebelumnya terjadi pada 2 Februari 2025 lalu. Kini banjir kembali merendam permukiman warganya.
”Banjir lagi ini. Sebelumnya pekan kemarin banjir dan surut saat akhir pekan. Ini banjir lagi,” ujar Saleh.
Murianews, Pati – Banjir Pati, Jawa Tengah di sejumlah desa Kecamatan Juwana sempat surut beberapa hari. Kini, banjir kembali menggenangi setidaknya enam desa di kecamatan tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Murianews.com, desa yang kembali terendam banjir yakni, Desa Doropayung, Kudukeras, Tluwah, Kedungpancing, Jepuro, dan Bumirejo.
Desa-desa itu berada di pinggir Sungai Juwana Pati. Akibatnya, ratusan rumah warga di desa tersebut terdampak banjir.
Desa yang paling terdampak banjir kali ini yakni Desa Doropayung. Ketinggian air di sana berkisar mulai 5 sentimeter hingga 80 sentimeter. Jalan desa, pekarangan hingga rumah warga tergenang banjir.
Perangkat Desa Doropayung, Kecamatan Juwana, Saleh, mengatakan, banjir kali ini merupakan yang kedua kali.
Banjir sebelumnya terjadi pada 2 Februari 2025 lalu. Kini banjir kembali merendam permukiman warganya.
”Banjir lagi ini. Sebelumnya pekan kemarin banjir dan surut saat akhir pekan. Ini banjir lagi,” ujar Saleh.
Banjir Lebih Parah
Menurutnya banjir kedua ini lebih parah daripada banjir yang pertama. Kedalaman air mencapai 80 sentimeter di permukiman warga. Sebelumnya, ketinggian air hanya sampai 75 sentimeter.
”Ini tingginya bervariasi antara 5 sentimeter sampai 80 sentimeter. Selain Doropayung, banjir juga merendam Desa Kudukeras, Desa Tluwah, Desa Kedungpancing dan Desa Bumirejo,” kata Saleh.
Banjir Pati ini dipicu intensitas hujan yang tinggi sejak Kamis (6/2/2025) lalu. Hal ini membuat aliran air Sungai Juwana melimpas ke pemukiman warga.
”Hujan karena intensitas hujan tinggi dan Sungai Juwana meluber,” jelas dia.
Salah satu warga yang terdampak, Sugiyanti, banjir datang mulai semalam, namun paginya ketinggian banjir terus bertambah hingga masuk kedalam rumah.
Ia terpaksa membuat panggung dalam rumah alias ranggon untuk mereka tempati tidur. Akibat banjir ini, aktifitas warga terganggu dan hanya bisa pasrah dan bertahan dalam rumah.
”Belum mau mengungsi. Bertahan dulu. Semoga saja banjir surut,” harap dia.
Editor: Zulkifli Fahmi