Dalam kegiatan pendalaman manasik haji itu, panitia menyediakan tiga jamratan sebagaimana seperti di Mina. Yakni, Jamratan Ula, Jamratan Wustha, dan Jamratan Aqabah.
Sebelum menuju ke DPRD Kudus sebagai lokasi latihan lempar jumrah, para jemaah lebih dulu menyelesaikan kegiatan di Gedung JHK-IPHI Kudus yang digambarkan sebagai tempat padang Arafah dan Muzdalifah.
”Setelah dari Muzdalifah dan bermalam, selanjutnya jemaah melanjutkan perjalanan ke Mina,” Sekretaris Panitia Pendalaman Pemberangkatan dan Pemulangan Haji (P4H) JHK-IPHI Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Alex Fahmi.
Para calon jemaah haji mengambil kerikil di Muzdalifah lebih dulu sebelum menuju ke halaman DPRD yang digambarkan sebagai Mina tempat melempar jumrah.
Sebanyak 28 kerikil yang dibawa untuk latihan. Sementara, sesuai kesempurnaannya saat lempar jumrah diperlukan 70 kerikil.
”Kalau sesuai dengan kesempurnaan itu 70 kerikil. Tetapi memang untuk latihan pendalaman manasik ini hanya beberapa kerikil saja,” terangnya.
Selanjutnya jemaah melakukan lempar jumrah aqobah pada 10 Zulhijah sebanyak tujuh kerikil. Kemudian, jemaah bermalam di sana.
Murianews, Kudus – Calon jemaah haji Kudus berlatih melempar jumrah di halaman DPRD Kudus yang divisualisasikan seperti di Mina, Rabu (7/5/2025).
Dalam kegiatan pendalaman manasik haji itu, panitia menyediakan tiga jamratan sebagaimana seperti di Mina. Yakni, Jamratan Ula, Jamratan Wustha, dan Jamratan Aqabah.
Sebelum menuju ke DPRD Kudus sebagai lokasi latihan lempar jumrah, para jemaah lebih dulu menyelesaikan kegiatan di Gedung JHK-IPHI Kudus yang digambarkan sebagai tempat padang Arafah dan Muzdalifah.
”Setelah dari Muzdalifah dan bermalam, selanjutnya jemaah melanjutkan perjalanan ke Mina,” Sekretaris Panitia Pendalaman Pemberangkatan dan Pemulangan Haji (P4H) JHK-IPHI Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Alex Fahmi.
Para calon jemaah haji mengambil kerikil di Muzdalifah lebih dulu sebelum menuju ke halaman DPRD yang digambarkan sebagai Mina tempat melempar jumrah.
Sebanyak 28 kerikil yang dibawa untuk latihan. Sementara, sesuai kesempurnaannya saat lempar jumrah diperlukan 70 kerikil.
”Kalau sesuai dengan kesempurnaan itu 70 kerikil. Tetapi memang untuk latihan pendalaman manasik ini hanya beberapa kerikil saja,” terangnya.
Selanjutnya jemaah melakukan lempar jumrah aqobah pada 10 Zulhijah sebanyak tujuh kerikil. Kemudian, jemaah bermalam di sana.
Setelah itu, pada 11 Zulhijah jemaah melempar di Jamratan Ula, Wustha, dan Aqabah. Masing-masing ada tujuh kerikil yang dilemparkan.
Nafar...
Kemudian jemaah bermalam lagi di Mina. Lalu, pada 12 Zulhijah jemaah melempar jumrah Ula, Wustha, Aqabah.
”Kalau mengikuti Nafar Awal lempar jumrahnya hanya sampai tanggal 12 Zulhijah. Nafar awal itu jemaah meninggalkan Mina setelah lempar jumrah pada tanggal 12 Zulhijah,” terangnya.
Sedangkan Nafar Tsani yakni merupakan pilihan dari jemaah haji untuk meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijah. Itu dilakukan setelah menyelesaikan seluruh rangkaian lempar jumrah pada hari tasyrik 11, 12, dan 13 Zulhijah.
”Kalau untuk jemaah haji Indonesia biasanya hanya sampai 12 Zulhijah,” imbuhnya.
Setelah melempar jumrah di Mina, calon jemaah haji menuju ke ke Alun-alun Simpang Tujuh Kudus yang merupakan Masjidil Haram. Di sini jemaah melaksanakan Tawaf Ifadah.
Sebelumnya, pada Senin (5/5/2025) dan Selasa (6/5/2025) calon jemaah melaksanakan pendalaman manasik secara teori.
Jemaah haji asal Kabupaten Kudus kloter 47, kloter 48, kloter 49 masuk pada keberangkatan gelombang pertama dengan mendarat di Madinah.
Sementara kloter 50 diberangkatkan pada gelombang kedua. Mereka nantinya langsung mendarat di Jeddah.
Editor: Zulkifli Fahmi