Kamis, 20 November 2025

Disebutkan dalam film, upaya seperti mengabulkan gugatan ambang batas usia pencalonan dalam Pilpres 2024 yang membuka pintu Gibran, mempertahankan Hasyim Asy’ari sebagai Ketua KPU RI meski telah beberapa kali terbukti melanggar kode etik.

Kemudian, Jokowi yang disebut telah mempraktikan politik gentong babi, hingga jor-joran bansos menjelang Pilpres 2024.

Dokumenter Dirty Vote disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono lewat rumah produksi WatchDoc. Ini merupakan film keempat yang disutradarainya mengambil momentum pemilu.

Dandhy mengatakan Dirty Vote menjadi tontonan yang reflektif di masa tenang pemilu. Ia berharap film tersebut akan mengedukasi publik.

Berbeda dengan film-film dokumenter sebelumnya di bawah bendera WatchDoc dan Ekspedisi Indonesia Baru, Dirty Vote lahir dari kolaborasi lintas CSO.

Sebanyak 20 lembaga lain yang terlibat kolaborasi dalam film tersebut adalah Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Greenpeace Indonesia.

Kemudian, Indonesia Corruption Watch, Jatam, Jeda Untuk Iklim, KBR, LBH Pers, Lokataru, Perludem, Salam 4 Jari, Satya Bumi, Themis Indonesia, Walhi, Yayasan Dewi Keadilan, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.

Film Dirty Vote ini kemudian dianggap fitnah oleh Tim Hukum dan Advokasi TKN Prabowo-Gibran dalam jumpa pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan.

Komentar

Terpopuler