Dalam pemeriksaan, Sudewo mengaku menjawab semua pertanyaan penyidik KPK dengan jujur dan apa adanya, termasuk mengenai aliran uang tersebut.
Nama Sudewo sendiri sempat muncul dalam sidang kasus tersebut dengan terdakwa Putu Sumarjaya, Kepala BPT Jawa Bagian Tengah dan Bernard Hasibuan, pejabat pembuat komitmen BTP Jawa Bagian Tengah, 9 November 2023.
Saat itu, KPK disebut menyita sekitar Rp 3 miliar dari Sudewo. Jaksa penuntut umum KPK menunjukkan barang bukti foto uang tunai dalam pecahan rupiah dan mata uang asing yang disita dari rumah Sudewo.
Namun, Sudewo membantah hal tersebut. Dia juga membantah menerima uang senilai Rp720 juta yang diserahkan pegawai PT Istana Putra Agung, serta Rp500 juta dari Bernard Hasibuan melalui stafnya yang bernama Nur Widayat.
Kasus korupsi itu sendiri terungkap setelah OTT KPK di BTP Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah DJKA Kemenhub (kini bernama BTP Kelas I Semarang) pada 11 April 2023.
Murianews, Jakarta – Ratusan warga Pati, Jawa Tengah telah tiba di Gedung Merah Putih KPK, Senin (1/9/2025). Rombongan yang tiba sekitar pukul 09.30 WIB langsung selawatan.
Mereka, selawatan di jalan depan Gedung Merah Putih KPK. Polisi dan petugas keamanan pun bersiaga serta mengatur lalu lintas.
Saat berselawat mereka membawa poster bergambar tangkapan layar pemberitaan tentang Bupati Pati Sudewo.
Diberitakan sebelumnya, ratusan warga Pati berangkat ke Gedung KPK Minggu (31/8/2025). Mereka berangkat dengan 10 bus dan bermodalkan 187 juta dari donasi masyarakat.
”Total peserta ada 500 peserta. Setiap 1 busnya ada 50 orang,” kata Koordinator Aksi Masyarakat Pati Beratu, Teguh Istiyanto.
Aksi damai itu dilakukan untuk mendesak KPK agar segera menetapkan Bupati Pati Sudewo untuk sebagai tersangka korupsi pengadaan jalur kereta api di DJKA Kemenhub.
”Tuntutan agar KPK segera menetapkan Pak Sudewo sebagai tersangka. Karena ini kasus korupsi. Supaya tidak preseden buruk dan efek jera dan pak Sudewo sendiri bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya,” terangnya.
Diperiksa KPK...
Diketahui, Bupati Pati Sudewo telah dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi di kasus korupsi tersebut, 27 Agustus 2025.
Dalam pemeriksaan, Sudewo mengaku menjawab semua pertanyaan penyidik KPK dengan jujur dan apa adanya, termasuk mengenai aliran uang tersebut.
Nama Sudewo sendiri sempat muncul dalam sidang kasus tersebut dengan terdakwa Putu Sumarjaya, Kepala BPT Jawa Bagian Tengah dan Bernard Hasibuan, pejabat pembuat komitmen BTP Jawa Bagian Tengah, 9 November 2023.
Saat itu, KPK disebut menyita sekitar Rp 3 miliar dari Sudewo. Jaksa penuntut umum KPK menunjukkan barang bukti foto uang tunai dalam pecahan rupiah dan mata uang asing yang disita dari rumah Sudewo.
Namun, Sudewo membantah hal tersebut. Dia juga membantah menerima uang senilai Rp720 juta yang diserahkan pegawai PT Istana Putra Agung, serta Rp500 juta dari Bernard Hasibuan melalui stafnya yang bernama Nur Widayat.
Kasus korupsi itu sendiri terungkap setelah OTT KPK di BTP Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah DJKA Kemenhub (kini bernama BTP Kelas I Semarang) pada 11 April 2023.
Kasus Korupsi...
Dari kasus itu, KPK menetapkan 10 orang tersangka dan langsung ditahan terkait dengan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan dan pemeliharaan jalur rel kereta api di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Jumlah tersangka kemudian bertambah menjadi 14 tersangka, pada November 2024. KPK juga menetapkan dua korporasi sebagai tersangka di kasus itu.
Pada 12 Agustus 2025, KPK menetapkan dan menahan tersangka ke-15 kasus tersebut, yakni aparatur sipil negara (ASN) di Kemenhub atas nama Risna Sutriyanto (RS).
Dalam kasus itu, diduga terjadi pengaturan pemenang pelaksana proyek oleh pihak-pihak tertentu melalui rekayasa sejak proses administrasi sampai penentuan pemenang tender.