Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jepara - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara, Jawa Tengah, memperbaiki sistem pengukuran balita. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan validitas data stunting.

Sekertaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Jepara, Muh Ali menilai, validitas atau akurasi pengukuran balita di Posyandu kurang sempurna. Sebab, mayoritas Posyandu di Bumi Kartini masih menggunakan alat ukur tradisional dan manual. Seperti menggunakan dacin atau timbangan gantung untuk berat badan, atau alat ukur dari kayu untuk mengukur panjang balita.

“Tahun ini kita ganti semua alatnya. Kita sudah beli. Namanya antropometri,” kata Muh Ali, Selasa (11/7/2023).

Muh Ali menyebut, di Kabupaten Jepara terdapat 1.113 Posyandu. Tahun 2022 lalu, sebagian Posyandu sudah diberi antropometri. Sedangkan tahun ini, pihaknya sudah membeli 898 unit antropometri.

“Tahun ini masih ada sekitar 100 Posyandu yang belum kebagian antropometri,” sebut Muh Ali.

Saat ini, lanjut Muh Ali, antropometri sudah berada di masing-masing Puskesmas. Tak lama lagi, alat tersebut akan didistribusikan ke Posyandu-Posyandu.

Muh Ali memastikan bahwa pengukuran dengan alat seharga Rp 6 juta per paket itu hasilnya jauh lebih akurat dan valid. Sebab, alat ukur yang dibeli menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut sudah dilengkapi dengan sistem digital. Mulai dari pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan. Alat itu bisa mengukur dengan akurat pada ukuran, proporsi dan komposisi tubuh.

“Nanti akan diketahui data-data tubuh balita dengan lebih akurat dan valid,” harap Muh Ali.


Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler