Ironis, Tujuh SMP Negeri Pinggiran di Pati Kekurangan Siswa
Umar Hanafi
Senin, 26 Februari 2024 15:37:00
Murianews, Pati – Setidaknya, sebanyak tujuh SMP Negeri di Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengalami kekurangan siswa. Letak sekolahan yang berada di pinggiran menjadi salah satu faktor hal ini terjadi.
Fakta ini didasarkan dari pendataan yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pati. Dari total 42 SMP Negeri yang ada di Kabupaten Pati, tujuh di antaranya mengalami kekurangan siswa.
Sekolah-sekolah SMP Negeri yang mengalami kekuranga siswa itu adalah SMPN 2 Dukuhseti, SMPN 2 Tlogowungu, SMPN 2 Pucakwangi, SMPN 2 Jaken, SMPN 3 Tambakromo, SMPN 2 Sukolilo dan SMPN 2 Gabus. Jumlah rata-rata siswa dari ketujuh SMP berada dibawah 200 anak.
Sekertaris Disdikbud Pati Paryanto mengatakan kondisi itu sudah berlangsung beberapa tahun terakhir. Ia menyebut ada beragam faktor yang mengakibatkan penurunan jumlah siswa di tujuh sekolah itu.
”Faktor terbesar mereka karena lokasi. Sekolah itu menjadi kecil karena berada di pinggiran,” kata Paryanto, Senin (26/2/2024).
Selain faktor wilayah, keberadaan sekolah swasta di turut mempengaruhi. Ia mengampil contoh di SMPN 2 Dukuhseti. Menurutnya, jumlah sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Dukuhseti yang kian bertambah menyebabkan pilihan sekolah semakin ketat.
Belum lagi, lanjut Paryanto sebagai kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Jepara membuat para siswa banyak memilih sekolah di Jepara. Sebab dari sisi jarak memang lebih dekat.
”Jarak dari Kabupaten Jepara hanya sekitar 15 kilometer. Bisa jadi pertimbangan jarak ke sekolah banyak siswa yang memilih yang lebih dekat,” kata Paryanto.
Meski mempunyai jumlah siswa relatif sedikit dari SMP lain, pihak dinas mengaku belum mempunyai rencana penggabungan antar sekolah. Menurut Paryanto walau berjumlah sedikit hingga saat ini jumlah siswaw sekolah terhitung stagnan.
”Artinya jumlah siswa segitu-segitu saja, tidak tambah juga tidak kurang. Kalau ditanya usaha untuk meningkatkan tidak bisa. Harapan kami sampai saat ini tetap stabil saja,” tandas Paryanto.
Editor: Budi Santoso
