Jumat, 11 Juli 2025

Murianews, Jepara – Krisis air bersih yang terjadi di Desa Karimunjawa masih terus berlangsung. Situasi ini menimbulkan kekecewaan warga terhadap pelayanan Perumda Tirta Jungporo atau PDAM Jepara.

Petinggi Desa Karimunjawa, Arif Setiawan mengatakan, sejak sebulan lalu warganya krisis air bersih. Beruntung, saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jepara (BPBD Jepara) sudah rutin mendistribusikan air bersih.

“Alhamdulillah sekarang sudah dikover BPBD,” kata Arif kepada Murianews.com, Kamis (10/10/2024).

Selama delapan tahun terakhir, mayoritas warga Desa Karimunjawa mengandalkan aliran dari Legon Lele. Sumber mata air itu dikelola oleh PDAM Jepara.

Berdasarkan data PDAM Jepara, ada 688 warga yang menjadi pelanggan. Meliputi wilayah Dusun Legon Lele dan Legon Gobrak.

Dalam kondisi normal, kapasitas air di sumber Legon Lele mencapai 7,5 liter per detik. Namun saat musim kemarau ini, debit airnya hanya 2,7 liter per detik.

Arif menyatakan kekecewaan warga terhadap pelayanan PDAM Jepara muncul karena beberapa hal. Diceritakannya, sebelum dikelola oleh PDAM Jepara, sumber air di Legon Lele dikelola secara swadaya melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (Pamsimas Desa).

Setelah diambil alih PDAM Jepara, warga Desa Karimunjawa tidak melihat ada kemajuan nyata. Karena wilayah itu masuk dalam taman nasional, maka sumber air tidak boleh dikomersilkan.

Sejauh ini, PDAM Jepara juga tidak pernah mengubah apapun di sumber air Legon Lele. Misalnya, instalasi masih sama ketika masih dikelola Pamsimas. PDAM Jepara dalam pendistribusiannya juga masih tetap menggunakan gravitasi air.

“Mestinya kalau profesional, misalnya saat kekeringan seperti ini, PDAM Jepara bisa mendatangkan mesin pendorong. Supaya air tetap bisa mengalir lancar. Nyatanya tidak ada. Jadi dimana profesionalnya,” ucap Arif.

Mestinya Bisa Dikelola Masyaakat sendiri.....

  • 1
  • 2

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler